Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksiana | Belajar Mencintai Hewan

5 Juni 2020   15:40 Diperbarui: 5 Juni 2020   20:34 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by Pexels.com

Malam kala lahir ke dunia dengan suara tangisan yang tinggi sehingga membuat penduduk seisi Desa Fauna terkejut dan anjing melolong panjang bersahut-sahutan. 

Ayah bersujud syukur sedangkan Ibu menangis haru. Beberapa hari kemudian bayi berkelamin lelaki ini diberi nama Rusdi Amrillah.

Kata Mbah Kung yang mengerti ilmu bahasa Arab kata Rusdi berarti 'orang yang dibimbing dengan benar' dan Amrillah yaitu 'perintah Allah'. Jadi arti Rusdi Amrillah yaitu 'orang yang dibimbing dengan benar melalui perintah Allah.' 

Di kalangan para orang tua, orang-orang di desa dan teman sebaya dipanggil dengan nama Rusdi.  

Rusdi, anak yang cerdas namun bertingkah gokil. Belajar agama Islam dan mengaji diperoleh dari Mbah Kung di malam hari seusai salat Maghrib sampai pukul 9 malam karena di pagi hari sekolah, siang hari sampai sore bermain dan menggembalakan kambing.

Kambing yang digembalakan oleh Rusdi berjumlah 2 ekor, jantan dan betina yang diberi nama Guna dan Guni. 

Suatu ketika Rusdi pernah bertanya kepada Ayah mengapa Rusdi harus menggembalakan kambing. Ayah menjawab "Nabi Muhammad sewaktu kecil menggembala kambing supaya setelah besar berpengalaman dalam memimpin manusia." 

Lanjut Ayah lagi "Cintailah kambing (makhluk) maka engkau akan dicintai para manusia." Rusdi hanya menjawab dengan kata "Oh, begitu ya Ayah."

Penasaran dengan jawaban Ayah maka Rusdi bertanya ke Mbah Kung tentang Nabi Muhammad yang pernah menggembala kambing. Berceritalah Mbah Kung selepas Isya di Masjid suatu malam kepada Rusdi.

"Di saat usia delapan tahun, Nabi Muhammad menyatakan kepada pamannya --Abu Thalib---keinginan untuk menggembala kambing. Si paman terkejut mendengar keinginan itu dan coba mencegah, namun gagal. Pun juga dengan Fatimah binti Asad, sang bibi.

Keduanya sebetulnya tiada tega jika sang keponakan yang masih kecil itu mesti bekerja menggembala kambing. Tetapi tekad Nabi Muhammad sungguhlah kuat sehingga tidak bisa dibendung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun