Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membunuh Analisa

29 Januari 2020   00:19 Diperbarui: 29 Januari 2020   00:18 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Logika itu langka_kutipan dari film_

Mengapa bayi yang lahir  dulu kepala dari kaki?_anymous_

Pembuka Kata

Kesimpulan, jawaban atau keputusan yang dibuat seseorang biasanya hasil dari akal, pengalaman dari apa yang dilihat dan dialami, emosi bisa berbentuk dendam, amarah, sedih dan kecewa. Yang terjadi kemudian kesalahpahaman, penyesalan dan berat sebelah terjadi. Lalu bagaimana cara  mengurangi kesalahan berpikir sehingga kesimpulan, jawaban, atau keputusan yang dibuat sedapat mungkin pasti benar.

Jalan Pikiran Manusia

Berpikir dapat dimengerti dengan membuat kesimpulan, memberikan jawaban, mengambil keputusan terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Contoh, ketika Roy memakai baju berwarna pink dan kita langsung menyimpulkan bahwa "Roy memakai baju berwarna pink."

Juga berpikir dapat berarti menggabungkan antara satu ide dengan ide yang lainnya sehinga menghasilkan kesimpulan, jawaban, atau keputusan. Kesimpulan yang dibuat "Roy memakai baju berwarna pink" merupakan gabungan ide dari Roy digabung baju digabung lagi warna pink jadilah gabungan "Roy memakai baju warna pink."  

Setiap orang memiliki jalan pikiran yang terdiri dari kesimpulan, alasan dan hubungan (yang merupakan gabungan dari kesimpulan dan alasan) kala melihat atau mengalami suatu peristiwa tapi membunuh analisa.

Contoh di sebuah kelas yang terdiri 20-an orang murid ada yang bernama Sinta, Roy, Simon, Taryo, dan Tarni. Di suatu hari Sinta berbelanja membeli cabe di Pasar Sore dan bertemu Roy yang juga berbelanja. Kala berbelanja Sinta dan Roy berjalan beriringan (kan teman satu kelas) dan peristiwa ini dilihat oleh Simon yang kebetulan juga menemani Ibu berbelanja.

Sebab melihat peristiwa itu maka Simon membuat kesimpulan bahwa Sinta dan Roy pacaran. Alasan karena berjalan berdua beriringan di Pasar Sore. Hubungannnya Roy dan Sinta berpacaran karena berjalan beriringan di Pasar Sore. Oleh Simon peristiwa itu disampaikan ke Taryo dan Tarni kemudian terjadilah gosip di sekolah.

Kita jarang menggunakan bahkan membunuh analisa sebagai alat uji dalam jalan pikiran yang terus berjalan. Jikalah dilakukan analisa sebagai uji jalan pikiran maka ia akan menguraikan dengan pertanyaan-pertanyaan, apakah kesimpulan itu benar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun