Kemudian dilanjutkan penerjemahan secara besar-besaran oleh Dinasti Abbasiyah dengan Khalifah Harun al-Rasyid dan dilanjutkan khalifah Al-Makmun dengan mengembangkan lembaga Baitul Hikmah (pusat kajian ilmu dan penerjemahan) ilmu-ilmu dari India kuno, dan Yunani kuno maka memunculkan tiga golongan keilmuan saat itu, pertama, ilmuwan (saintis) yang hanya berfokus pada penerjemahan dan pengembangan ilmu seperti kedokteran, astrologi, ilmu alam, ilmu optik.
Kedua, filosof muslim plus ilmuwan yang menerjemahkan karya filosof Yunani kuno umpama teologi, etika, jiwa dan ilmu-ilmu kedokteran, psikologi . Ini dapat dilihat pada Ibnu Sina yang mengembangkan konsep bukti adanya Allah dengan wajibul wujud (wujud yang wajib ada) dan mumkinul wujud (wujud yang mungkin ada) disamping juga seorang dokter dan bapak psikologi dalam Islam.
Ketiga, teolog muslim (orang-orang yang mempertahankan akidah Islam) dengan mengambil dan memakai ilmu logika/ mantik yang merupakan cabang ilmu filsafat ketika berdebat. Kemeriahan kajian-kajian ilmu keislaman dengan filsafat Islam sebagai titik pemicu di abad 7-12 Masehi itu menjadi tonggak masa kejayaan Islam.
Reposisi Filsafat Islam
Filsafat identik dengan cara berpikir yang selalu mempertanyakan segala sesuatu secara kritis dan mendasar inilah yang membuatnya berbeda dengan ilmu dan agama. Adapun pertanyaan itu yang sederhana atau serius. Pertanyaan sederhana seperti apa yang dilakukan ketika waktu luang. Pertanyaan serius seperti apa artinya hidup, apakah manusia sama dengan alam ataukah tidak.
Pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan secara terus-menerus yang bertujuan untuk menghasilkan jawaban yang mendekati kebenaran sehingga pemahaman kita akan segala sesuatu semakin diperluas dan mendalam.
Reposisi filsafat Islam yaitu pertama, menjadi mitra kritis terhadap keilmuan-keilmuan Islam yang ada saat ini karena beberapa keilmuan Islam karakteristik dan nilai "Islam" mulai memudar. Kedua, keberagamaan merupakan padu padan diantara pemahaman dan pengamalan keagamaan yang ditopang oleh akal karena "tiada beragama bagi orang yang tidak mengoptimalkan akalnya."
JR
Curup 04.10.2019
Taman Bacaan
Ali Akbar Velayati. Ensiklopedi Islam dan Iran. Mizan. Jakarta. 2010