Pendahuluan
Surah Al-Insyirah (الشرح) merupakan salah satu surah Makkiyah yang diturunkan untuk menghibur dan menguatkan hati Nabi Muhammad ﷺ dalam menghadapi berbagai tantangan dakwah. Ayat ke-6 dari surah ini berbunyi:
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
Tafsir Bahasa dan Struktur Ayat
Dalam analisis linguistik, penggunaan kata "al-‘usr" (الْعُسْرِ) dengan alif lam ma'rifah menunjukkan kesulitan yang spesifik, sedangkan "yusr" (يُسْرًا) tanpa alif lam menunjukkan kemudahan yang bersifat umum dan beragam. Hal ini mengindikasikan bahwa satu kesulitan akan diiringi oleh banyak kemudahan.
Ahmad Nurrohim dalam bukunya Ilmu Tafsir menekankan pentingnya memahami konteks dan struktur bahasa Arab dalam menafsirkan Al-Qur'an. Beliau menyatakan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap struktur bahasa akan membantu dalam menggali makna yang lebih luas dari ayat-ayat Al-Qur'an .UMS Auth Store+2Google Books+2Android Apps on Google Play+2
Konteks Historis dan Psikologis
Surah Al-Insyirah diturunkan pada masa-masa sulit dalam kehidupan Nabi Muhammad ﷺ, ketika beliau menghadapi penolakan dan tekanan dari masyarakat Makkah. Ayat ini berfungsi sebagai penghibur dan penguat semangat bagi Nabi dan para pengikutnya.
Dalam kondisi seperti itulah, Surah Al-Insyirah diturunkan. Ayat-ayatnya hadir sebagai balsem spiritual, penghibur hati, sekaligus penguat mental Nabi ﷺ agar tetap teguh menjalankan amanah dakwah. Kalimat "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS. Al-Insyirah: 6) menjadi deklarasi ilahi bahwa cobaan adalah bagian dari proses pertumbuhan, dan Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya tanpa jalan keluar.
Dari sisi psikologis, ayat ini juga berperan sebagai bentuk intervensi spiritual yang sangat relevan. Dalam psikologi modern, dukungan emosional yang positif terbukti mampu meningkatkan daya tahan individu dalam menghadapi stres (resilience). QS. Al-Insyirah: 6 tidak hanya menyampaikan harapan, tetapi juga membentuk pola pikir positif dan membangkitkan rasa percaya bahwa hidup tidak pernah sepenuhnya gelap – selalu ada cahaya kemudahan di balik kesulitan.
Ahmad Nurrohim dalam artikelnya "Al-Tarjih fi Al-Tafsir: antara Makna Al-Qur’an dan Tindakan Manusia" menekankan bahwa tafsir tidak hanya berfungsi sebagai penjelas teks, tetapi juga sebagai pemandu tindakan manusia dalam menghadapi realitas kehidupan .journal.iainkudus.ac.id