Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mood, Komunikasi, dan Protokol Kesehatan untuk Pembelajaran Jarak Jauh

3 Januari 2021   19:02 Diperbarui: 3 Januari 2021   20:18 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kembali belajar di semester genap di awal 2021 sepertinya bukan lagi menjadi tantangan besar untuk tim pendidik serta keluarga dirumah. Bukan menyepelekan tetapi hampir selama 2020 telah berlaku belajar dirumah baik secara daring ataupun guru datang kerumah secara door to door atau pada kegiatan belajar kelompok yang di inisiasi pihak sekolah. 

Tantangan baru nya justru bagaimana memaksimalkan apa yang telah ada disekitar guna melancarkan kegiatan Belajar. Pihak Sekolah dan Guru serta Orang tua murid sudah tidak terlalu meraba raba mau seperti apa gaya dan cara melakukan kegiatan belajar mengajar di semester baru yang akan dilakukan esok senin. 

Sebetulnya kini ujung tombak belajar bukan lagi ditangan guru, tetapi lebih banyak pada orang tua murid di rumah, hal ini mengharuskan orang tua aktif meninjau sejauh mana perkembangan pendidikan anaknya.

Jika anak sebelumnya telah sekolah secara biasa (masuk normal) sebelum negara api menyerang, maksudnya pandemi covid19 melanda, secara naluriah orang tua akan lebih peka terhadap kemajuan anaknya dalam menyerap pembelajaran.

Apa yang mesti di persiapkan kembali agar mutu pendidikan dan yang dapat di serap oleh murid bisa maximal?

1. Mejaga Mood

Salah satu cara adalah cara Orang tua mengenalkan bagaimana cara belajar yang enak dan nyaman di rumah, kenapa bukan guru? karena proses belajar akan terjadi di lingkungan rumah dimana guru tidak dapat memantau langsung.

Lupakan media sosial dan perangkat komunikasi karena guru tidak bisa mengakomodir begitu banyak murid melalui aplikasi telekonfrensi, mending jika yang di ajar anak SMP atau SMA karena mereka sudah mulai beranjak dewasa jadi tanggung jawabnya ada.

Belum lagi jika ada gangguan sinyal, tidak ada perangkat telekomunikasi dan sebagai sebagianya yang sudah menjadi rahasia publik di dua semester lalu (tidak semua orang tua dan keluarga memiliki perangkat daring yang memadai bahkan lebih banyak yang tidak memiliki).

Semua pihak memiliki peran dalam memotivasi kemauan murid untuk belajar dirumah jadi mesti sama sama satu pikiran dan satu tujuan agar proses belajar ini membuahkan hasil terbaik.

Membuat nyaman belajar dirumah merupakan hal penting mengingat mood anak saat belajar di rumah dan di sekolah akan berbeda, jika ada teman sebaya yang satu angkatan boleh jadi joint bersama agar aktivitas belajar dapat di awasi oleh dua orang tua atau lebih, bagusnya sih jika ada kelompok belajar ini selain guru yang datang berkunjung bergantian maka orang tua yang tidak ada kesibukan bisa membantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun