4). Emiten obligasi tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
5). Nisbah harus disebutkan diatas.
b. Obligasi konvensional
1). Berdasarkan prinsip syariah.
2). Emiten bertindak sebagai debitur.
3). Pemegang obligasi sebagai kerditur.
4). Kegiatan usaha dalam emiten obligasi dibebaskan sehingga tidak ada batasan halal-haram.
5). Nnisbah mengikuti perkembangan suku bunga.
6. Reksa dana
a. Reksa dana syariah
1). Menggunakan akad wakalah dan mudharabah akan tetapi tetap memperhatikan fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/ IX/ 2000 tentang reksa dana syariah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!