Mohon tunggu...
Fajar Budhi Wibowo
Fajar Budhi Wibowo Mohon Tunggu... SinergiNews - Pusat Studi Budaya dan Sejarah Sanghyang Hawu - LSM KOMPAS (Koordinat Masyarat Pejuang Aspirasi

Jurnalistik, Seni Budaya, Sejarah, Sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

SMKN 4 Bandung dan Almamater Kebanggan Para Alumni

12 Oktober 2025   18:42 Diperbarui: 12 Oktober 2025   18:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMKN 4 Bandung dan Almamatr Kebanggaan para Alumni (Foto: Fajar Budhi Wibowo)

Kota Bandung dikenal sebagai pusat pendidikan teknik di Jawa Barat sejak masa awal kemerdekaan. Di sana lahir sekolah-sekolah yang melahirkan generasi ahli untuk membangun infrastruktur nasional, dari jaringan listrik hingga sistem komunikasi. Salah satu yang paling ikonik adalah STM Negeri 2 Bandung, yang sekarang dikenal sebagai SMK Negeri 4 Bandung. Sekolah ini bukan hannya dikenal sebagai tempat belajar, tapi juga pabrik karakter yang menghasilkan orang-orang tangguh, mulai dari teknisi di perusahaan besar sampai pemimpin di pemerintahan.

Salah satunya adalah Fajar Budhi Wibowo, alumni angkatan 1997-2000 dari jurusan Elektronika Komunikasi. Dia yang menceritakan ulang sejarah ini berdasarkan pegetahuan dan pengalaman pribadi serta arsip lama yang ia miliki berupa sejarah panjang pendidikan teknik di Bandung. "Sekolah ini membentuk saya jadi orang yang lebih teliti dan bertanggung jawab," kata Fajar saat diwawancarai di Kantor Redaksi SinergiNews Jl. Dayang Sumbi 3A Sangkuriang Kota Cimahi. "Dari situ, saya melihat bagaimana pendidikan vokasi bisa berkontribusi dalam mendorong kemajuan bangsa."

Cerita ini bukan sebatas daftar tanggal dan nama, tapi alur nyata tentang bagaimana sekolah ini tumbuh bareng zaman. Dari ruang kelas sederhana di era 1960-an, sampai laboratorium canggih yang siap hadapi Industri 4.0. Tercatat dalam sejarah, sejak dulu lulusannya banyak terserap di PT Dirgantara Indonesia (dulu IPTN), PT Telkom (dulu Perumtel), PLN, dan banyak lagi.

Banyak juga yang berkiprah di jalur lainnya, tercatat, ada yang menjadi kepala daerah, perwira TNI-Polri, dosen dan pengajar, atau pengusaha. Fajar menulis ini sebagai pengingatkan pada generasi muda, bahwa sejarah sekolah seperti ini adalah fondasi untuk masa depan yang lebih baik.

Awal Mula Pendirian dan Fondasi Teknik (1950-an - 1969)

Pasca-kemerdekaan, Indonesia membutuhkan banyak tenaga ahli untuk membangun negeri ini. Bandung, dengan ITB dan institusi pendidikan lainnya, menjadi pusatnya. Pada 1951, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan keluarkan Surat Putusan No. 3835/B.II/1951 tanggal 30 Agustus, yang buka Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri. STM ini lahir dari Sekolah Teknik (ST) pada masa itu, awalnya STM memiliki empat jurusan utama: Teknik Mesin, Teknik Bangunan, Teknik Listrik, dan Teknik Kimia.

Empat jurusan itu jadi akar bagi lima STM-STM Negeri di Bandung: STM Negeri 1 (Mesin Industri), STM Negeri 4 (Otomotif), STM Negeri 3 (Bangunan), STM Kimia, dan STM Negeri 2 (Listrik dan Elektronika).

Kala itu, STM Negeri 2 resmi berdiri 5 Februari 1962 di Jalan Ciliwung No. 4 Bandung. Sekolah ini fokus pada Teknik Listrik dan Elektronika, karena kebutuhan industri listrik dan komunikasi yang sedang naik pada masa tersebut.

Tahun 1965, STMN 2 Bandung pindah ke Jalan Kelenteng untuk mengakomodasi siswa yang bertambah. Di sana, jurusan dibedah jadi Elektronika Arus Lemah (seperti komunikasi dan rangkaian) dan Listrik Arus Kuat (instalasi dan distribusi daya). Ini sesuaikan dengan tuntutan pasar kerja. Salah satunya semisal PLN, pada saat ini membutuhkan teknisi-teknisi handal untuk mengurusi jaringan listrik nasional, dan juga Perumtel pada jalur telekomunikasi.

Empat tahun kemudian, 1969, sekolah pindah lagi ke Jalan Kliningan No. 6 Bandung---lokasi yang dipakai sampai sekarang. Perpindahan ini, STMN 2 terus berkembang, bahkan memunculkan jurusan lebih spesifik: Listrik Instalasi (pemasangan jaringan gedung), Listrik Pemakaian (distribusi dan penggunaan daya), dan Elektronika (rangkaian, digitalil dan alat ukur).

"Kliningan jadi rumah kedua untuk saya pada saat bersekolah, terkadang saya menginap di sekolah karena ada kegiatan-kegiatan," ingat Fajar. "Di situ, kami mempelajari teori, baik Teknik maupun non teknik, dari teknik Listrik dasar, teknik elektonika dasar, teknik digital, computer gambar teknik, hingga ilmu sosial seperti sejarah dan pengelolaan usaha.  Semua dilakukan sambil belajar membangun disiplin kerja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun