Keputusan telah diambil, bagai anak panah yang melesat dari busurnya yang tak jua dapat dihentikan. Sekarang tinggal menunggu apakah ia mengenai sasarannya atau meleset. Benar-benar membuat dada ini sesak. Berkecamuk dalam pikiran, untuk yang kesekian kalinya. Apakah sudah benar pilihan ini?
Keputusan telah diambil, walau tahun berbilang sejak ia muncul dalam pikiran. Menundanya membuat jiwa ini begitu menderita dibuat sengsara. Tiada daya upaya, Sang Maha pula telah mengijinkannya terjadi. Sesekali aku menengok kebelakang, betapa mudahnya segala sesuatu untuk terjadi. Hanya berfirman "Kun, fayakun", maka jadilah apa yang DikehendakiNya untuk terjadi.
Keputusan telah diambil, sisa asa yang ada semestinya diterima dengan lapang dada. Apa yang telah ditetapkanNya terjadi, pasti akan terjadi.
Kun Fayakun.
Jakarta, 23 Oktober 2018