Mohon tunggu...
Fajar Mahdi
Fajar Mahdi Mohon Tunggu... Psikolog - typing.......

nulis ini, nulis itu, nulis semuanya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kader Dipaksa Kembalikan Bantuan, Keluarga Dikorbankan

13 Januari 2022   18:09 Diperbarui: 13 Januari 2022   18:21 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati siapa tak bahagia ketika cita-cita dan keinginannya tercapai. Sebaliknya, hati siapa tak hancur, saat cita-cita dan keinginan yang sudah didapat itu, mendadak hilang atau dirampas oleh orang tak bertanggungjawab.

Perasaan itulah yang terjadi pada Suliyah dan Valinda Putri Nugraheny. Istri dan anak dari salah satu kader PDIP Temanggung, Fajar Nugroho. Mimpi Suliyah memiliki rumah layak huni dan mimpi Valinda mendapatkan hanphone baru untuk menunjang aktivitas sekolahnya terpenuhi saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo datang ke rumahnya, Minggu (9/1).

Tapi hanya dalam hitungan hari, kebahagiaan itu dirampas dari keduanya.
Yah, hari itu Ganjar mampir ke rumah Fajar disela kunjungan kerjanya di Temanggung dan Magelang. Ia yang mendapat informasi bahwa ada kader PDIP yang hidup serba kesusahan, berniat untuk memberikan bantuan dengan tulus.

Ganjar datang ke rumah Fajar sambil membawa sembako. Ia juga mengatakan, akan membantu merenovasi rumah milik Fajar agar lebih layak huni. Tak hanya itu, Ganjar juga siap memberikan modal usaha, berupa peralatan bengkel dan cuci motor pada Fajar agar hidupnya semakin sejahtera.

Tak ada kalimat selain bahagia yang dapat dilukiskan saat pertemuan itu. Fajar, Suliyah dan Valinda nampak tersenyum. Bahkan, mata mereka berkaca karena mendapat berkah yang tak terhingga. Apalagi, anaknya juga dapat hadiah hanphone dari Ganjar. Hadiah yang sudah lama diimpikan, untuk menunjang proses pendidikan. Tapi kebahagiaan itu hanya bertahan tiga hari.

Rabu (12/1), muncul berita bahwa Fajar berniat mengembalikan semua bantuan yang diberikan Ganjar pada keluarganya. Ia mengembalikan mainan dan hanphone yang diterima anaknya ke kantor kelurahan setempat. Ia juga menolak tawaran renovasi rumah dan peralatan usaha dari Ganjar.

Semua terkejut dengan keputusan Fajar itu. Ia yang semula begitu senang atas bantuan Ganjar, mendadak emosi dan menolak bantuan yang diberikan. Orang waras juga tahu, tidak mungkin Fajar melakukan itu.

Banyak pihak menduga-duga atas sikap Fajar yang berbalik 180 derajat ini. Orang kemudian menduga, Fajar ditekan oleh sekelompok elit PDIP yang tak suka pada Ganjar. Sebab sudah bukan rahasia umum lagi, kalau Ganjar memang dibenci oleh gerombolan petinggi PDIP yang punya ambisi.

Dugaan itu ternyata benar. Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo dengan tegas mengatakan, bahwa pengembalian bantuan oleh Fajar itu karena ia ditekan sejumlah petinggi PDIP Jateng. Laporan sumber di lapangan, Fajar datangi sejumlah penggede PDIP di rumahnya, dimarahi dan dipaksa mengembalikan bantuan dari Ganjar itu tanpa terkecuali.

Sebagai wong cilik, kader biasa, Fajar tentu gentar dengan ancaman dan tekanan itu. Ia tak mungkin melawan, dengan kehendak yang mereka utarakan. Dan akhirnya dengan terpaksa, Fajar menuruti permintaan mereka untuk mengembalikan semua pemberian Ganjar.

Fajar mungkin saja kecewa. Tapi yang paling terpukul tentu istri dan anaknya. Demi menuruti perintah partai, keluarganya dikorbankan.

Sudah berapa lama, Suliyah, istri Fajar menantikan memiliki rumah layak huni. Bertahun-tahun hidup susah, membuat mimpi itu ia kubur dalam. Tapi saat ada orang yang berniat membantu membangunkan rumahnya, justru dilarang. Padahal mungkin saja, ia sudah berkabar pada sanak saudara dan tetangga, bahwa sebentar lagi ia punya rumah yang lebih bagus dari ini. Lebih nyaman dan membuat keluarga kecilnya hidup bahagia. Tapi semuanya hancur, hanya karena ulah oknum-oknum PDIP yang benci Ganjar.

Bagaimana perasaan Valinda, yang telah lama kesulitan belajar karena tak punya handphone?Betapa senangnya gadis kecil itu, saat Ganjar datang dan memberikannya hadiah handphone baru untuknya. Bayangkan saja, hanphone itu pasti sudah ia bawa kemana-mana. Ia pamerkan pada teman-temannya. Ini hadiah dari pak gubernur lho, katanya. Lalu teman-temannya merasa iri padanya.

Tapi hanya dalam waktu tiga hari saja, barang yang ia idam-idamkan itu direnggut darinya. Selain sudah tentu kecewa, bukan tidak mungkin, Valinda jadi sasaran bully teman sebayanya. Katanya punya handphone baru, mana? Valinda bingung mau jawab apa.

Kasihan sekali Fajar dan keluarga. Hanya karena kebencian sejumlah elit PDIP pada Ganjar, keluarganya dikorbankan. Kalau mereka menganggap sebagai elit politik, seorang negarawan dan politisi sejati, mereka tak akan egois mengorbankan nasib kadernya sendiri hanya demi ambisi pribadi. Menyerang dan menjatuhkan Ganjar.

Apakah mereka tak sadar, perbuatan menekan dan mengamcam Fajar untuk mengembalikan bantuan dari Ganjar itu membuat keluarga Fajar menderita? Kenapa saat ada orang baik, justru dicap sebagai musuh bersama?

Saat mereka menyerang Ganjar secara membabi buta secara pribadi, mungkin masih bisa diterima. Tapi saat mereka membenturkan kader cilik seperti Fajar, itu yang tidak bisa diterima. Apalagi sampai mengorbankan istri dan anak Fajar, itu sudah kategori tindakan biadab namanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun