Tim HiJack Kembangkan Jaket Pintar untuk Cegah Hipotermia Pendaki
Batu, Jawa Timur --- Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) dengan nama HiJack dari Politeknik Negeri Malang berhasil mengembangkan inovasi berupa "Jaket Pintar Berbasis IoT dengan Deteksi Hipotermia, GPS Tracking, dan Sinyal SOS via LoRa untuk Meningkatkan Efisiensi Operasi SAR Pendaki."
Tim ini merupakan kolaborasi lintas disiplin ilmu antara Jurusan Teknologi Informasi dan Jurusan Teknik Elektro, yang memadukan keahlian dalam pengembangan perangkat lunak, sistem IoT, serta rekayasa perangkat keras dan sensor. Kolaborasi ini memungkinkan terciptanya inovasi yang terintegrasi, aplikatif, dan tepat guna untuk kebutuhan di lapangan.
Tim Hijack terdiri dari 5 orang anggota, diketuai oleh Fajar Bayu Kusuma Jurusan Teknologi Informasi (22), dengan anggota Della Farahita Zein Jurusan Teknologi Informasi (22), Putra Zakaria Muzaki Jurusan Teknologi Informasi (22), Wiradarma Nurmagika Jurusan Teknologi Informasi (21), dan Muhammad Syahril Eka Pratama Jurusan Jaringan Teknologi Digital (23). Di bombing oleh Dosen Jurusan Teknologi Informasi Ibu Vivi Nur Wijayaningrum S. Kom., M. Kom.
Sensor Suhu Tubuh dengan Sistem Pemanas Otomatis
Jaket pintar HiJack dilengkapi dengan sensor suhu tubuh yang mampu mendeteksi penurunan suhu secara real-time. Jika suhu tubuh pendaki turun di bawah ambang batas hipotermia, sistem akan:
- Mengaktifkan heating/pemanas otomatis untuk menstabilkan suhu tubuh.
- Menyalakan buzzer sebagai alarm darurat, agar pendaki lain mengetahui kondisi pengguna.
Tombol Darurat & LoRa SOS
Selain sistem otomatis, jaket ini juga memiliki emergency button. Tombol tersebut mengirimkan sinyal SOS melalui jaringan LoRa (Long Range), yang sangat efektif digunakan di daerah pegunungan di mana sinyal internet sulit dijangkau.
Data SOS yang terkirim tidak hanya berupa tanda darurat, melainkan juga lokasi pendaki (latitude dan longitude), sehingga tim SAR atau basecamp dapat segera mengetahui posisi korban secara tepat dan melakukan evakuasi lebih cepat.
"Selama ini, pendaki yang kritis harus menunggu rekannya turun ke basecamp untuk melapor, yang memakan waktu hingga berjam-jam. Dengan HiJack, informasi darurat bisa langsung diterima basecamp secara cepat dan akurat," jelas Tim HiJack.
Pengujian di Lab dan Lapangan
Prototipe ini telah melalui uji coba di Laboratorium Elektronika Politeknik Negeri Malang serta uji lapangan di Gunung Bokong, Batu, Jawa Timur.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu bekerja stabil, baik dalam mendeteksi suhu tubuh maupun mengirimkan sinyal SOS dengan lokasi yang akurat.
Â
Harapan dan Dampak
Dengan adanya jaket pintar HiJack, diharapkan dapat membantu pihak basecamp dan tim SAR Ketika ada keadaan darurat dari pendaki, jadi tim basecamp atau tim SAR akan cepat mendapatkan informasi guna meningkatkan efisiensi operasi evakuasi di medan pegunungan. Selain itu jaket Pintar Hijack ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka kematian baik karena hipotermia atau tersesat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI