Apakah jiwa itu?
Apakah ia harus meninggalkan tubuh untuk memasuki dunia spiritual, yang berada di luar persepsi manusia yang berada di dimensi lain?
Apakah jiwa-jiwa yang bereinkarnasi itu memasuki tubuh lain untuk bisa hidup kembali seperti dalam kepercayaan beberapa agama belahan dunia timur?
Apakah jiwa kita ditahan dan dijaga di suatu tempat sampai Hari Penghakiman (Hari Kiamat) untuk dipersatukan kembali dengan tubuhnya yang bangkit dari kubur?
Bagaimana bisa tubuh yang telah membusuk dan menghilang menjadi debu mendapatkan rupa dan bentuk aslinya lagi?
Kita boleh percaya apa pun yang kita mau; Namun dunia modern sekarang ini didasarkan pada penjelasan logika sains yang jelas.
Kebenaran tidak bisa ditentukan berdasarkan sekedar pemikiran semu atau suara mayoritas; jika itu terjadi maka Columbus pasti akan jatuh dari permukaan bumi pada tahun 1492 (dikarenakan anggapan kalau bumi itu datar pada masa itu).
Kita sekarang hidup di dunia yang menuntut bukti nyata dan tidak bisa puas dengan hanya keyakinan belaka.
Keyakinan atau bahkan buktinya pun hanya bisa berlaku untuk orang yang percaya saja, karena kepercayaan atau keyakinan itu berasal dari dalam hati kita.
Bukti sebesar apapun tidak akan bisa memuaskan bagi orang yang tidak percaya, sementara bukti sekecil apa pun bisa menjadi sumber ketenangan jiwa bagi orang yang percaya.
Dalam konteks ini mari kita lihat kisah Nabi Ibrahim (AS) yang diceritakan dalam Al-Quran. (Al-Quran 2: 260.)