"Wuis.. cerpen baru Wi?" tanya Sandy teman sebangku Wijaya.
"Oh.. bukan, iseng-iseng saja aku membawa cerpen lamaku, ini cerpen yang ku tulis kelas sebelas dulu.." jawab Wijaya sambil memegang lembaran cerpen dengan Judul 'Restauran beracun' Wijaya dan Sandy adalah siswa kelas 12 SMA Tarumajaya Malang. Wijaya adalah pemuda dengan Imajinasi tinggi dan produktif dalam menghasilkan karya-karya tulis fiksi.
"Siapa sangka, perasaan baru kemarin MOS-nya eh sekarang sudah kelas tiga, mana sebentar lagi UN, belum lagi ujian masuk Universitas, haduuh.."
"Halah tak usah dipikir, buat apa mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi, fokus saja dengan apa yang bisa kita lakukan sekarang."
"Hm.. benar juga, ya udah Wi.. ke kantin yuk.. lapar nih.." ajak Sandy. Mereka berdua pun menuruni tangga kelas dan menuju kantin, suasana kantin begitu ramai, walau belum bel istirahat namun kantin telah penuh oleh siswa-siswi yang baru selesai olahraga.
Saat di depan kantin, Wijaya tiba-tiba berhenti sambil memandangi seseorang dari jauh.
"Heh.. Wi.. sedang apa kau? kau lihat apa sih?" tanya Sandy membuyarkan lamunan Wijaya.
"Ah bukan apa-apa.."
"Hayo... lagi lihat siapa? Yang mana wi... kelas sepuluh kah?"
"Sudah diam kau! aku hanya kaget melihat cewek itu.." kata Wijaya sambil menunjuk siswi berambut pendek memakai baju sepak bola warna dominan merah dan celana pendek yang nampak baru saja berolahraga.
"Oh si Ria? Kau tertarik ya?"