Mohon tunggu...
Faizal Amin Haderi
Faizal Amin Haderi Mohon Tunggu... Nahkoda - A learner Is Always Be Learner

Menurut saya menulis itu adalah bagian dari belajar karena untuk bisa menulis harus membaca, nah dengan membaca akan menambah pengetahuan kita dengan menulis semakin menajamkan pengetahuan tersebut. Mohon tanggapan dan koreksi nya. Bismillah.\r\n\r\nMore about me : https://www.instagram.com/faizalaminhaderi/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Untuk Pelaut, Selamat Ya!

26 Juni 2016   10:37 Diperbarui: 26 Juni 2016   11:08 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hari Pelaut Sedunia

Hari ini, tanggal 25 Juni diperingati sebagai hari pelaut sedunia, hal ini menjadi kebijakan dari International Maritim Organisation (IMO) sebuah organisasi dibawah PBB yang mengurusi masalah pelayaran. Tujuannya adalah sebagai pengingat bahwa hamper semua kebutuhan yang kita gunakan di bawa oleh kapal dan pelaut, dan sebagai kontribusi pelaut maka ditetapkanlah tanggal 25 juni sebagai hari pelaut sedunia dimulai dari tahun 2010. Berarti sekarang adalah hari pelaut sedunia yang ke 6.

Pelaut.

Ada pepatah yang mengatakan jadilah pelaut dan kau bisa melihat dunia. Memang benar adanya, bekerja sebagai pelaut betul betul mempunyai wilayah kerja yang tanpa batas, tergantung dengan perusahaan tempat pelaut itu bernaung. Kadang ke afrika, kadang amerika, eropa atau hanya main di asia saja.

Tetapi dibalik keindahan bisa mengunjuni banyak tempat itu juga tersimpan bahaya besar yang mengancam keselamatan jiwa si pelaut itu sendiri. Ban ki moon sekjen PBB menyampaikan pesannya  “Their work can be dangerous and difficult. At sea for up to a year, they may face loneliness, isolation and exploitation. They deserve appreciation for their efforts and compensation for their labour”.[1]

Kesendirian adalah hal menakutkan yang harus dihadapi seorang pelaut, Rose George seorang jurnalis yang melakukan pelayaran selama 6 bulan bersama kapal Maersk Kandall sangat merasakan hal ini, beliau mengatakan “menjadi seorang pelaut sangat membosankan, bahkan didalam kapal seorang pelaut tidak bisa melakukan yang seorang anak kecil lakukan yaitu internet.” Tidak semua perusahaan memfasilitasi kapalnya dengan internet untuk kebutuhan semua Anak Buah Kapal, internet hanya digunakan untuk mengirim dan menerima email dari kantor.

Banyak kawan bertanya, “ngapain aja kalau lagi dikapal?” orang yang awam dengan kapal merasa perlu tahu tentang bagaimana pelaut bekerja dan tinggal diatas kapal. Setelah saya jelaskan dengan penjelasan kata kata kawan saya itu masih belum faham benar. Salah satu jalan menmbuat orang yang awam dengan kehidupan kapal mengerti adalah dengan merasakan langsung, seperti rose geroge itu.

Kebanyakan pelaut membunuh rasa kesendiriannya itu dengan tetap bekerja, ngobrol, karaokean, menonton film, dan berolahraga. Tapi memang rasanya tidak seperti saat sedang di darat sebab masih ada ketidakpastian dalam keselamatan selama pelayaran yang mungkin saja terjadi akibat cuaca, perompakan dan kendala teknis  seperti kerusakan mesin kapal.   

Tersiolasi , bayangkan dalam satu kali kontrak kerja pelaut selama enam bulan, nah di beberpa jenis kapal seperti kapal kapal yang bekerja di lepas pantai dan kapal-kapal yang membawa container itu sangat sulit untuk bisa menikmati daratan, oleh karenanya selama itu pula pelaut itu hanya berinteraksi dengan kapal serta ABK lain. Seandainya mendengar berita dari teman dan keluarga tentang si anu meninggal, atau anak sakit, atau kejadian penting keluarga lainnya, yah pelaut itu hanya bisa mendengar dari kejauhan.

Kemudian masih ada stereotypesatau image bahwa pekerjaan sebagai pelaut itu tempatnya orang nakal. Saya pernah di omongin bergitu oleh salah satu “keluarga”. “Kerja dimana sekarang si paijo[2]?” Tanya beliau ke ibu saya lalu ibu saya menjawab “ooo.. ikut kapal”. “iya kapal itu memang tempat orang nakal” kata keluarga itu. Padahal tidak semua kawan pelaut saya itu nakal, seperti main perempuan, pemabuk dan kenakalan lain. Banyak pelaut sekarang yang sudah berubah, tidak seperti pelaut dulu lagi, pelaut sekarang sudah lebih intelektual dan banyak yang sangat setia kepada agama dan pasangannya. Seperti saya!

Kemudian isu lain yang disinggung Sekjen PBB adalah masalah eksploitasi pelaut atau kata lainnya di peras, kerja disuruh rajin tapi gajinya gak jelas baik jumlah dan waktu pembayaran. Kalau saya dengar cerita-cerita pelaut saat sedang kumpul itu kadang miris juga, “koq bisa sih,” “masih ada ya.” Saya fikir semua pelaut itu sudah standar dari urusan finansial, misalnya untuk jabatan Mualim 1 dan yang setara itu USD5000/bulan, ternyata tidak. Banyak pelaut dengan jabatan yang sama hanya dibayar 2-3juta rupiah/bulan. Padahal standar gaji pelaut sudah ada[3]. Tapi ada beberapa keahlian yang memiliki nilai lebih besar seperti memiliki kualifikasi Dynamic Position (DP) kemampuan untuk pelaut manouver kapal yang sudah otomatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun