Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Keabadian Kata

19 September 2019   11:21 Diperbarui: 19 September 2019   11:31 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Narasi kini kian kelabu, pada ingatan yang mengembara di unjung gerimis
Senduh merajam nikmat sebila senyum
Lupa menyobek ingatan tak berdaya
Mendaulat pada analisi yang lumpuh

Sedang harapan terenga-enga, meraba kesempatan yang kian menipis
Imajinasi menatap ranjang
Iya, ranjang kosong dan beberapa titik dara juga potogan daging suhada akal yang di koyak

Kata-kata kini terpasung pada pigura, sebuah menumen ucapan yang akan mengema
Pigura yang lestari pada waktu dan ruang
Menunggu alam musna pada semua ditelan usia dan menua
Pada duka tertimbun nesapa dan mati dari kering kerontang cawan air mata.

Ternate, 19 September 2019


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun