Mohon tunggu...
Mukhammad Dzul Nurfaizal
Mukhammad Dzul Nurfaizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Hanya seorang pemikir yang menyalurkan pikirannya pada rubrik ini

Ibadah, kerja, belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kampoeng Maranggi Plered

29 Desember 2019   11:53 Diperbarui: 29 Desember 2019   12:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampoeng Maranggi Plered | Foto : headlinejabar.com

              Setiap menjelang weekend ataupun libur kuliah, saya selalu pulang ke Purwakarta setelah seminggu penuh dijejali tugas-tugas kuliah, sekaligus ingin menghabiskan weekend di rumah. Ketika pulang, saya selalu menggunakan moda transportasi kereta api karena lebih murah ditambah bisa melihat pemandangan indah di pinggir rel.

Waktu menunjukkan pukul 13.50, kereta api Lokal jurusan Cibatu - Purwakarta mulai bergegas dari Stasiun Cimahi. seperti biasa, bangku-bangku di gerbong selalu terisi penuh oleh rombongan ibu-ibu yang mungkin berasal dari Bandung sehingga saya selalu kehabisan tempat. 

Ketika saya menemukan bangku yang kosong, saya selalu duduk di samping dekat jendela karena saya ingin melihat indahnya bumi Parahyangan dari jendela kereta, apalagi ketika melewati petak Padalarang-Sasaksaat yang bentang alamnya berjurang, agak mengerikan namun indah dipandang.

Saya iseng bertanya pada ibu-ibu di sebelah saya "mau kemana bu?", dan ibu itupun menjawab "mau ke Plered a, mau makan sate", "oh gitu bu" jawab saya. Mendengar kata-kata ibu tersebut, saya tertarik mencoba sate Maranggi khas Plered, yang terkenal dengan keunikan rasanya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.15 dan kereta api sudah berhenti di stasiun Plered, saya menyempatkan turun di sana, karena biasanya saya langsung terus ke stasiun Purwakarta. Toh ke Purwakarta pun saya bisa menggunakan moda transportasi angkot warna hijau jurusan Pasar Plered - Koncara Purwakarta.

Saya mengikuti jejak rombongan ibu-ibu tersebut turun di Stasiun Plered. Stasiun Plered terletak di Kecamatan Plered yang berjarak sekitar 14 km dari pusat Kabupaten Purwakarta, dan lokasi Kampoeng Maranggi Plered terletak tepat di samping Stasiun Plered, yang dulunya adalah area Pasar Plered yang sekarang sudah pindah. Kampoeng Maranggi Plered diresmikan oleh Bupati Dedi Mulyadi pada tahun 2016, karena sejak zaman dahulu kecamatan Plered terkenal dengan sate Maranggi nya.

Di Kampoeng Maranggi, pedagang sate menempati blok masing-masing sehingga setiap pedagang memiliki rasa yang berbeda namun rasanya hampir sama.

Sate Maranggi terbuat dari daging sapi ataupun ayam yang dipotong dadu dan dibakar pada panggangan arang, yang sebelumnya direndam dalam bumbu rahasia sehingga menghasilkan rasa khas yang tidak ada duanya, karena kematangan yang pas ditambah topping bumbu kacang yang sudah disediakan di tumbler.

Setelah mencicipi sate Maranggi saya pun mencoba es campur Mang Dolay yang lokasinya masih berada di kompleks Kampoeng Maranggi, dan setelah cukup kenyang, saya pun bergegas ke Masjid Baiturrohim, disebut juga Masjid Agung Kecamatan Plered, karena azan Ashar telah berkumandang.

Bagi pengunjung asal Bandung yang sudah puas dan ingin kembali ke Bandung, kereta api Lokal Purwakarta - Cibatu berangkat pada pukul 17.40. Sedangkan bagi orang Purwakarta dan sekitarnya, bisa menggunakan angkot hijau. Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dari luar kota, bisa keluar melalui Gerbang Tol Jatiluhur lalu belok kanan di pertigaan Rumah Makan Ciganea.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun