Mohon tunggu...
Fais Yonas Boa
Fais Yonas Boa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Peneliti

Aksara, Kopi dan kepolosan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Supersemar; Puncak Kudeta Merangkak Soeharto

22 September 2022   12:47 Diperbarui: 22 September 2022   12:55 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Barang kali, banyak dari kita yang sudah mengenal strategi permainan Soeharto untuk menjatuhkan Soekarno.  Yah, strategi itu sering kita sebut "kudeta merangkak". Nahhh...pertanyaan yang mungkin perlu dijawab agar tidak asal menyebutkan istilah tersebut ialah...Apa itu kudeta merangkak?

Baiklah saudara-saudara, perlu kiranya kita mengulik istilah kudeta merangkak secara suku kata. Tentu kita mulai dari kata kudeta. Kudeta menurut KBBI berarti perebutakan kekuasaan secara paksa, misalkan dalah hal mengambil kekuasaan dari penguasa yang sah.

Namun demikian, dalam praktiknya penggunaan kata kudeta memiliki sifat yakni kudeta bersifat langsung dan tidak langsung. Kudeta langsung artinya proses perebutan kekuasaan secara paksa dengan menggunakan kekuatan fisik seperti yang lazim digunakan militer seperti kudeta di Myanmar. 

Sedangkan kudeta tidak langsung artinya proses perebutan kekuasaan secara paksa dengan cara nonfisik misalkan kudeta yang dilakukan Soeharto terhadap Soekarno (kita akan bahas lebih lanjut di bawah ya).

Selain soal sifat dan bentuk, kata kudeta juga sudah mengalami pengembangan makna dalam penggunaannya pada konteks ketatanegaraan. Dewasa ini, ada istilah kudeta konstitusional yakni proses perebutan kekuasaan yang bersifat tidak langsung dan berbentuk nonfisik dan kudeta tersebut diatur secara konstitusi. Kaget ya mblo...hahaha...

Kudeta konstitusional contoh konkretnya adalah impeachment atau pemakzulan (proses menurunkan presiden dari jabatannya) presiden oleh legislatif. Yang lebih konkret lagi ialah proses perebutan kekuasaan secara  paksa dalam tubuh partai politik melalui Kongres Luar Biasa (KLB); sebagaimana yang terjadi pada Partai Demokrat dan partai-partai lain yang pernah mengalami hal demikian (Golkar, PKB, PPP).   

Sedangkan kata merangkak berarti bergerak dengan bertumpu pada tangan dan lutut, katakan bayi yang belum bisa berjalan. Merangkak bisa juga diartikan bergerak lamban, tidak pesat kemajuannya misalkan sebuah proyek pembangunan yang sebenarnya waktu pengerjaan 1 tahun menjadi 3 tahun.

Dengan demikian, jika bicara kudeta merangkak maka berarti perebutan kekuasaan secara paksa dengan cara bertahap atau dengan proses yang lamban. Kudeta merangkak yang paling sukses dalam cerita sejarah bangsa Indonesia adalah kudeta merangkak Soeharto. 

Soeharto tampaknya sangat lihai menggunakan cara ini. Yang paling melekat di benak kita terkait kudeta merangkak Soeharto misalkan meletusnya peristiwa Gerakan 30 September 1965 (Gestok, Gestapu, G30S, G30S PKI).

Peristiwa berdarah dan sadis ini kemudian memunculkan sosok jenderal Soeharto sebagai pahlawan. Dan, gagahnya lagi ia kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai pelindung Pancasila. Tidak heran, pada 1 Oktober 1965 ketika operasi pembantaian PKI mulai dilakukan, Soeharto kemudian menjadikan hari ini sebagai hari Kesaktian Pancasila.

Bahkan, 2 tahun setelahnya yakni tahun 1967 Soeharto kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967 yang mengatur bahwa 1 Oktober diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila. Jadi, kesimpulan sederhananya ialah pembantian PKI atau yang dalam kamus HAM disebut genosida adalah sah demi menegakkan Pancasila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun