Mohon tunggu...
Fairuz Ainur Syafa Mustofa
Fairuz Ainur Syafa Mustofa Mohon Tunggu... Mahasiswi Sastra Inggris at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Buatlah dunia mengenalmu lewat karya tulisan mu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pencak Silat, Komunitas Motor, Sound Horeg: Hiburan atau Ancaman Sosial

9 Februari 2025   09:36 Diperbarui: 9 Februari 2025   09:36 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Banjarmasin post, detikNews, Bacaini.id

Di tengah dinamika sosial yang terus berkembang, fenomena tawuran antar oknum pesilat, geng motor CB Nganjuk, dan budaya sound horeg semakin menjadi sorotan publik. Ketiga fenomena ini, meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, menunjukkan satu kesamaan: dampak negatif terhadap ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Jika dibiarkan tanpa pengawasan, bukan tidak mungkin fenomena ini akan berkembang menjadi ancaman sosial yang lebih besar.  

Tawuran Oknum Pesilat: Sportivitas yang Bergeser ke Anarki.
Silat, sebagai warisan budaya Indonesia, seharusnya menjadi ajang pembelajaran disiplin, sportivitas, dan nilai-nilai luhur. Namun, belakangan ini, banyak oknum pesilat yang justru terlibat dalam aksi tawuran, seperti yang terjadi di Nganjuk dan beberapa daerah lainnya.  

Alih-alih menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, sebagian anggota perguruan silat justru terjebak dalam rivalitas yang tidak sehat. Tawuran bukan lagi sekadar bentrok fisik, tetapi juga meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban umum, dan bahkan berujung pada korban jiwa. Jika silat terus disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, bukan tidak mungkin citra bela diri ini akan semakin tercoreng di mata masyarakat.

Di sisi lain, Komunitas motor seharusnya menjadi wadah bagi para penggemar otomotif untuk menyalurkan hobi dan membangun solidaritas. Namun, apa yang terjadi di Nganjuk menunjukkan sisi lain dari komunitas ini. Setelah menggelar acara, sejumlah anggota geng motor CB Nganjuk diduga melakukan aksi vandalisme dan pencurian di sebuah minimarket, merugikan pemilik usaha hingga jutaan rupiah.  

Tindakan semacam ini semakin memperburuk stigma terhadap komunitas motor, yang sering dianggap sebagai geng kriminal daripada sekadar kelompok hobi. Jika komunitas seperti ini tidak mampu menjaga kedisiplinan anggotanya, maka eksistensinya hanya akan menjadi beban bagi masyarakat.  

Perlu ada regulasi dan pengawasan lebih ketat terhadap komunitas motor, termasuk sanksi tegas bagi mereka yang melanggar hukum. Jika tidak, komunitas semacam ini hanya akan menjadi sumber keresahan yang terus berulang.  
 
Sementara itu, Fenomena sound horeg semakin marak dalam berbagai acara di daerah, mulai dari hajatan hingga karnaval. Dengan sistem suara berkapasitas besar, sound horeg memang menghadirkan pengalaman hiburan yang spektakuler bagi penikmatnya. Namun, bagi warga sekitar, ini lebih menyerupai teror daripada hiburan.  

Kasus terbaru menunjukkan bahwa suara bising dari sound horeg bahkan menyebabkan rumah warga retak dan mengganggu ketenangan lingkungan. Belum lagi insiden perusakan yang dilakukan oleh kru sound horeg terhadap warung warga, menunjukkan bahwa budaya ini mulai kehilangan batas dan etika.  

Jika fenomena ini tidak segera diatur, maka masyarakat akan terus menjadi korban. Pemerintah daerah harus segera membuat kebijakan yang membatasi tingkat kebisingan dan mengatur lokasi penggunaan sound horeg agar tidak merugikan warga sekitar.  

Ketiga fenomena ini menunjukkan bagaimana kurangnya kontrol sosial dapat menyebabkan sebuah komunitas atau budaya berkembang ke arah yang destruktif. Tawuran oknum pesilat, geng motor yang meresahkan, dan sound horeg yang tidak terkendali adalah bukti nyata bahwa kebebasan tanpa aturan hanya akan merugikan masyarakat luas.  

Regulasi yang lebih tegas dan kesadaran sosial dari para pelaku sangat dibutuhkan. Jika tidak, fenomena ini hanya akan semakin memburuk dan menciptakan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang seharusnya bisa hidup dengan aman dan tenteram.  

Saatnya pemerintah, komunitas, dan masyarakat bersama-sama mengembalikan nilai-nilai positif dalam budaya, komunitas, dan hiburan agar tidak berubah menjadi ancaman sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun