Mohon tunggu...
Irfai Moeslim
Irfai Moeslim Mohon Tunggu... Penulis - Author

menulis adalah gaya hidup, menulis untuk mencetak sejarah, dengan menulis kita bisa merubah dunia. Menulislah maka kamu ada | Pemerhati Pendidikan, Sosial, Politik, Keagamaan |

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tolak Angin, Obat Penahan Lapar

20 Juli 2018   05:52 Diperbarui: 20 Juli 2018   07:55 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siapa yang tidak kenal dengan produk tolak angin. Nama tolak angin sudah terkenal di telinga masyarakat Indonesia. Saya pribadi kenal nama tolak angin dari kedua orang tua yang sudah dari jaman dahulu sangat gemar sekali minum jamu tolak angin untuk mengatasi masuk angin. 

Ketika itu saya belum terlalu suka dengan produk jamu tersebut, karena baunya yang tidak bersahabat dan rasanya seperti pahit walaupun belum pernah merasakan minum jamu tersebut. Tapi sugesti dipikiran sudah tidak menerima jamu tersebut.

Pada moment yang lain, ketika usia saya sendiri memasuki usia remaja, saya diperkenalkan produk tolak angin cair oleh kakak saya sendiri. Saat itu cara minumnya pun berbeda dari orang-orang pada umumnya yang minum tolak angin secara langsung. Sebelum ada iklan cara minum tolak angin dicampur dengan air hangat atau panas, kakak saya sendiri sudah melakukannya. 

Akhirnya ketika kondisi badan saya yang pada saat itu terkena masuk angin, karena habis berkendara di malam hari, kondisi badan juga kecapean, saya disodori minum tolak angin dengan dicampur air hangat tersebut. Sejak saat itu lah saya gemar sekali minum tolak angin hingga sekarang.

Sepanjang saya minum produk tolak angin, ada satu cerita yang unik yang akan saya ceritakan. Saat itu saya hendak pergi ke kampung halaman dari Jakarta menuju Cirebon dengan menaiki angkutan bus umum. 

Di tengah-tengah perjalanan sekitar pantura saya mendapati tubuh saya dengan kondisi lapar. Karena di dalam bus tidak menemukan pedagang yang mengenyangkan, kebanyakan adalah penjual asongan dan minuman, dibelilah saat itu permen tolak angin. 

Untuk mengurangi rasa lapar saya hingga sampai tempat tujuan sepanjang jalan saya mengemut permen tolak angin tersebut. Ditambah saat itu, saya selalu minum air putih ketika di dalam mulut masih ada permen yang sedang diemut. Sampai tempat tujuan pun saya terselamatkan kelaparan saya dengan mengemut permen tersebut. 

Saya pribadi, ketika kondisi perut lapar, tidak bisa menahan diri kalau tidak langsung makan. Ada saja efek yang ditimbulkan kalau telat makan. Bisa kepala pusing, lemas, dan bisa juga masuk angin karena perut kosong. 

Tapi dengan pengalaman di bus umum tersebut, akhirnya setiap kali saya dalam kondisi lapar di jalanan dan di kendaraan saya selalu sedia tolak angin cair dan juga permen tolak angin. Karena kita tidak tahu kondisi jalanan macet atau kah lancar. Maka Saya selalu menyediakan produk-produk tersebut.

Setelah mendapati pengalaman tersebut, akhirnya sampai hari ini, ketika hendak pergi jauh ke luar kota, saya selalu meminta kepada istri saya untuk selalu sedia tolak angin dalam bentuk cair ataupun permen. Ternyata tolak angin tidak hanya obat buat orang-orang yang terkena gejala-gejala masuk angin,  tapi juga bisa menjadi obat penahan lapar. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun