Mohon tunggu...
Mohammad Fahrur Riza Al Azizy
Mohammad Fahrur Riza Al Azizy Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Seseorang manusia yang sedang menempuh kehidupan kuliah yang berambisi untuk mewujudkan impian untuk dapat menjejakkan kaki di negara matahari terbit.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Laut Jadi Ladang Emas: Potensi Bioteknologi dan Akuakultur Modern Indonesia

20 Juni 2025   04:47 Diperbarui: 20 Juni 2025   03:01 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Norwegia memimpin dunia dalam industri akuakultur modern dengan budidaya salmon lepas pantai. Proyek Ocean Farm 1 milik SalMar menggunakan keramba apung raksasa (setinggi gedung 10 lantai) yang dilengkapi sensor canggih dan sistem pemantauan jarak jauh.

Keramba ini mampu menampung hingga 1,5 juta ekor salmon dan dirancang tahan terhadap gelombang tinggi. Selain efisiensi produksi, sistem ini juga mengurangi dampak lingkungan karena sirkulasi air alami yang lebih baik.

B. Australia: Precision Aquaculture

Australia memanfaatkan sistem precision aquaculture yang menggunakan drone bawah air dan AI untuk memantau pertumbuhan ikan dan mendeteksi penyakit lebih dini. Perusahaan seperti Huon Aquaculture telah menerapkan teknologi pemantauan visual berbasis AI yang dapat menghitung jumlah ikan dan memantau aktivitas makan secara real-time.

C. Tiongkok: Sistem Resirkulasi (RAS)

Tiongkok adalah pemimpin dalam teknologi Recirculating Aquaculture Systems (RAS). Sistem ini memungkinkan budidaya ikan di dalam ruangan dengan air yang didaur ulang, cocok untuk wilayah padat penduduk atau dengan air terbatas.

RAS menghasilkan lebih sedikit limbah dan memungkinkan kontrol penuh terhadap lingkungan budidaya. Ikan-ikan seperti nila, lele, hingga abalon dikembangkan dengan kualitas premium untuk pasar domestik dan ekspor.

Bab 6: Tantangan dan Jalan ke Depan

A. Regulasi, Infrastruktur, dan Literasi Teknologi

Meskipun potensinya besar, masih banyak tantangan:

  • Belum ada regulasi terpadu yang mengatur bioteknologi laut dan akuakultur terpadu.
  • Infrastruktur pelabuhan perikanan yang belum memadai, terutama di kawasan timur Indonesia.
  • Tingkat literasi digital di kalangan nelayan masih rendah, membuat adopsi teknologi berjalan lambat.

B. Peran Pemerintah, Kampus, dan Industri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun