Mohon tunggu...
Fahrul Rozi
Fahrul Rozi Mohon Tunggu... Penulis - Saya adalah seorang pembelajar yang ingin tahu banyak hal

Aku berkarya maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebuah Penghormatan terhadap Filsafat

22 Februari 2020   14:29 Diperbarui: 22 Februari 2020   14:30 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: icytales.com


Sejak di bangku SD hingga SMA, penulis tidak merasakan gejala "aneh," tidak ada yang "berbeda." Namun sejak masuk sekolah institut, penulis menemukan makna baru. Di situ penulis menemukan arti daripada hidup yang sesungguhnya. Di mana filsafat lahir bagi keanehan berpikir sejak kecil. Penulis menduga jika akumulasi pengalaman masa kecil (suka dengan matematika dan ilmu alam) menjadi alasan penulis untuk berada di bidang keilmuan khususnya filsafat. 

Filsafat bagi penulis layaknya rumah yang melindungi penulis dari panasnya siang dan dinginnya malam. Di filsafat pun penulis belajar arti daripada seorang teman. Di sini penulis mempu mengenal diri penulis lebih jauh.

Dampak daripada belajar filsafat adalah, penulis merasakan apa yang kemudian disebut sebagai "orgasme intelektual." Hal ini terjadi lantaran karena diskusi dan membaca yang sudah penulis lakukan secara berkesinambungan (ber-episode-episode). Sehingga dalam menghadapi persoalan-persoalan dasar hingga persoalan-persoalan pelik akan mudah dihadapi oleh orang-orang yang cinta dengan filsafat. 

Lain halnya dengan common sense yang tentu sulit menghadapi persoalan hari ini terutama masalah yang sekarang kita hadapi di bumi Pertiwi Indonesia. Dikala common sense tak mengerti suatu masalah (katakanlah politik), maka anak filsafat sangat paham betul dan harus mengambil sikap apa terhadap persoalan-persoalan kontemporer. Maka dalam konteks ini, penulis merasakan kesenangan dan seolah-olah penulis memiliki privilese ketimbang orang yang tak belajar filsafat misalnya.

Sehingga filsafat membuat penulis berwibawa. Membuat penggemarnya menjadi manusia-manusia mewah nan elegan. Manusia-manusia filsafat akan disegani di segala penjuru. Di gunung, di lembah, di hutan, di laut, di bumi, maupun di langit. Filsafat melampuai segala yang ada. Ia (filsafat) hadir bagi sesuatu yang dapat diindra (menurut Marx adalah materi), dan suatu yang transenden (menurut Hegel adalah Tuhan).

Filsafat lahir sebagai suatu pembebasan, bagi pecinta filsafat, ia akan dengan sendirinya adaptif terhadap penindasan. Ia dengan sendirinya ber-metamorfosis dan mengalami finalitas sebagai pemenang. Berbeda dengan mereka yang hanya mempelajari ranting dari sebuah pohon yang bernama ilmu, mereka terlampau puas dengan ranting itu hingga mereka angkuh lalu kemudian terbelalak lantaran mereka menyadari diluar pengetahuan mereka masih ada pengetahuan lain dan mereka menyadari kebodohan mereka secara komprehensif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun