Pendidikan berintikan interaksi antar manusia, terutama antara dosen dan mahasiswa untuk mencapai tujuan Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkura. Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti "cinta akan kebijakan" atau berusaha mengerti dan berbuat secara bijak.Â
Oleh karena itu, pengetahuan diperoleh melalui proses berfikir, yaitu berfikir secara sistematis, logis, dan mendalam. Pemikiran demikian dalam filsafat sering disebut sebagai pemikiran kritis atau berfikir sampai ke akar-akarnya.Â
Secara akademik, filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan sesuatu pandangan yang sistematis dan komprehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia didalamnya. Berfilsafat berarti menangkap sinopsis peristiwa-peristiwa yang simpang siur dalam pengalaman manusia.
Terdapat perbedaan pendekatan antara ilmu dengan filsafat dalam mengkaji atau memahami alam semesta. Ilmu berkenaan dengan fakta-fakta sebagaimana adanya, berusaha melihat sesuatu secara objektif, menghilangkan hal-hal yang bersifat subjektif.Â
Filsafat melihat segala sesuatu dari sudut bagaimana seharusnya, faktor-faktor subjektif dalam silsafat sangat berpengaruh. Filsafat dan ilmu mempunyai hubungan yang saling mengisi dan melengkapi (komplementer).Â
Filsafat memberi landasan-landasan dasar bagi ilmu. Keduanya dapat memberikan bahan-bahan bagi manusia untuk membantu memecahkan barbagai masalah dalam kehidupannya. Filsafat pendidikan merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat.Â
Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam Pendidikan IPA, terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan IPA. Filsafat menentukan ke mana mahasiswa akan dibawa.Â
Aliran filsafat yang melandasi pengembangan Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkura adalah: (1) essensialisme menekankan pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan mahasiswa sebagai anggota masyarakat.Â
Bidang kajian IPA termasuk dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat, (2) progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat mahasiswa, variasi pengalaman belajar dan proses, serta melandasi pengembangan belajar mahasiswa aktif; dan (3) rekonstruktivisme sebagai elaborasi lanjut dari progresivisme. Peradaban manusia di masa depan lebih ditekankan seperti penguasaan pemecahan masalah, berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, dan sejenisnya.Â
Aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. Kurikulum S2 Keguruan IPA memadukan aliran essensialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme sehingga diharapkan mampu menghasilkan kompetensi lulusan yang menguasai bidang keahlian IPA dan pendidikan IPA sebagaimana yang telah ditemukan para ilmuan sebelumnya. Mereka juga mampu beradaptasi dengan perkembangan pengetahuan dan keterampilan bidang IPA dan pembelajarannya yang semakin kompleks dan beragam.