Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskursus "Diaspora Yaman" (Dalam Panggung Politik 2024)

15 Februari 2023   20:05 Diperbarui: 16 Februari 2023   06:13 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Jung Jawa yang dapat melayani pelayaran antar benua pada masa lalu (sumber: wikipedia.org)

Bharat atau Bharata adalah nama asli India. Sementara itu, wilayah utara atau yang disebut Uttarakuru dalam  mitologi Hindu dan Budha kuno serta kosmologi Jain, sebagian kalangan menempatkan letak geografisnya di sekitar kawasan Asia tengah, seperti Tarim Basin di Xinjiang-China, bahkan, beberapa penulis menegaskan bahwa Uttarakuru adalah nama untuk wilayah luas yang terletak di utara Himalaya dan membentang hingga Lingkar Arktik.

Dapat pula untuk menjadi pertimbangan bahwa, kata 'udara' dalam bahasa Indonesia - sebelum kita maknai sinonim dengan 'angkasa' - pada masa lalu, sangat mungkin merujuk pada kata 'utara' yang berarti "wilayah atas".

Demikianlah, jika Bharata (wilayah barat) merujuk pada Benua India, Uttarakuru (wilayah utara) merujuk pada dataran Cina, Siberia, hingga sejauh lingkar Arktik, maka Sundaland atau Nusantara tentulah merujuk pada wilayah selatan. 

Letak geografis Bharata (barat) di India, Uttara-kuru di dataran Cina, dengan sendirinya menunjukkan Sunda-land sebagai wilayah selatan (dokpri)
Letak geografis Bharata (barat) di India, Uttara-kuru di dataran Cina, dengan sendirinya menunjukkan Sunda-land sebagai wilayah selatan (dokpri)

Hipotesis ini semakin dikuatkan oleh bukti bahwa kata 'Sunda' sesungguhnya berarti: "selatan". Ini didasari adanya kata 'sunthaz' dalam bahasa Proto-Germanic, yang berarti: selatan. Serta kata 'sund' yang berarti "selat" dalam bahasa Iceland.

Kata 'sunthaz' dan 'sund' adalah dua kata yang homofon. Makna keduanya pun sangat dekat jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, yakni: selatan dan selat. 

Asumsi ini lebih dikuatkan lagi oleh tinjauan aspek historis tentang Nusantara di masa kuno, yaitu: ada banyak literatur yang mengatakan bahwa, di masa lalu, pelaut-pelaut yang datang dari Nusantara disebut 'cellates' atau 'orang selat' oleh orang-orang di barat. 

Ini mengarah pada dugaan selanjutnya bahwa, kata 'selatan' kemungkinan kita dapatkan dari kata kata 'selat'. Dengan kata lain, kata 'selatan' adalah kata 'selat' yang mendapat akhiran -an, yang berfungsi membentuk makna lokasi atau tempat, dan juga makna gugusan atau kumpulan selat - mengingat di Nusantara ada banyak selat. Bisa dikatakan terbanyak di dunia.

Bukti lain bahwa Nusantara khususnya pulau Jawa adalah 'wilayah selatan' yang menjadi wilayah kekuasaan Yama atau Melqart kita dapat temukan pada makna nama candi ratu Boko atau candi ratu Baka.

Kita dapat meninjau bahwa kata 'boko' atau 'baka' adalah kata yang digunakan dalam frase 'alam baka', yang merujuk pada makna "alam kematian". Di bagian atas saya sudah menyampaikan bahwa dalam mitologi, Yama atau Melqart adalah penguasa dunia bawah atau dunia kematian. 

Di sisi lain, ini sejalan dengan makna nama 'Hadramaut' yang artinya: "kematian (pasti) hadir/ datang". Makna ‘Hadramaut’ ini sangat identik semboyan (keagamaan) bangsa Phoenicia bahwa: “Kematian pasti datang dan akan ada kehidupan setelah kematian” (baca: The Phoenician Origin Of Britons..., L. A. Waddell, 1925)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun