Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskursus "Diaspora Yaman" (Dalam Panggung Politik 2024)

15 Februari 2023   20:05 Diperbarui: 16 Februari 2023   06:13 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Jung Jawa yang dapat melayani pelayaran antar benua pada masa lalu (sumber: wikipedia.org)

Dekonstruksi  adalah konsep pemikiran yang berupaya mengamati kontradiksi yang ada di dalam teks dan mencoba untuk membangun kembali makna-makna yang sudah melekat dalam teks tersebut. Pemikiran dekonstruksi percaya bahwa suatu teks pasti memiliki makna-makna yang tersembunyi dan memiliki arti yang berbeda. 

Pemikiran dekonstruksi mendorong proses mencari makna secara struktural dari makna yang telah umum disepakati oleh para penggunanya ("pembaca " dalam konteks tulisan dan "pembicara" dalam konteks lisan).

Gerak pemikiran dekonstruksi ini pada dasarnya satu semangat dengan kritik  Foucault dalam The Archaeology of Knowledge, bahwa: "Arkeologi tidak berusaha untuk menemukan kembali transisi yang berkelanjutan (..) yang menghubungkan diskursus - pada kemiringan yang landai - dengan apa yang mendahuluinya, mengelilinginya, atau mengikutinya."

Seperti saran Foucault dalam The Archaeology of Knowledge: daripada menyajikan versi monolitik dari periode tertentu, adalah lebih baik berupaya agar bagaimana periode tertentu dapat mengungkap "beberapa masa lalu, beberapa bentuk hubungan, dst".

Jadi, di titik mana pada literatur yang kita miliki hari ini - kita mencari 'kemiringan yang landai' di mana kita dapat menghubungkan diskursus diaspora Yaman hari ini dengan periode dunia kuno?

Jawabannya adalah pada titik: 'istilah' dan 'makna'. Ini adalah sisa-sisa serpihan dari masa lalu yang sangat jauh, yang dapat kita  gunakan untuk merekonstruksi kesejarahan dunia kuno.

Kita dapat memulai analisa istilah dan makna pada sebutan 'yaman' itu sendiri yang, pada kenyataannya, sangat terkait dengan identitas Nusantara pada masa dunia kuno. Bukti jejak ini dapat kita temukan dalam literatur tradisi Hindu, Yunani kuno, hingga bangsa Phoenicia.

Etimologi Yaman

'Yaman' bisa berarti "sisi tangan kanan" atau "sisi kanan", bisa juga berarti "selatan."

Makna "sisi kanan" untuk nama 'Yaman' mengacu pada situasi ketika orang menghadap ke timur (sisi kanan= selatan, sisi kiri= utara).

Istilah "sisi kanan" ini terkait dengan praktik kepercayaan kosmologi orang-orang di barat pada masa kuno yang mengatur hal tertentu agar menghadap ke timur". 

Kebiasaan ini masih bisa kita temukan hingga masa sekarang, yaitu pada nisan pekuburan orang-orang di Eropa yang umumnya menghadap ke timur. Kebiasaan ini bahkan terbawa sampai ke benua Amerika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun