Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Interpretasi Makna 786 Jumlah Gematria Basmalah Menggunakan Rasio Emas Fibonacci

19 April 2021   19:29 Diperbarui: 31 Agustus 2023   16:28 12771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gematria adalah kode alfanumerik untuk menetapkan nilai numerik suatu nama, kata atau frase. Konsep ini umum kita temukan digunakan dalam tradisi Yahudi, bahkan hingga hari ini. Oleh karena itu, sebagian besar orang menganggap jika Gematria berasal dari tradisi Yahudi.

Dokumentasi tertua yang ditemukan sejauh ini yang menunjukkan penggunaan Gematria adalah, prasasti Asiria yang berasal dari abad ke-8 SM. Dalam prasasti ini, Sargon II menyatakan: "raja membangun tembok Khorsabad sepanjang 16.283 hasta agar sesuai dengan nilai numerik namanya."

Dalam tradisi Islam, ada sebagian kalangan yang biasanya menuliskan kalimat basmalah dengan angka 786. Ini merujuk pada penghitungan jumlah gematria huruf dalam tulisan basmalah (lihat gambar di bawah)

(dokpri)
(dokpri)

Tabel Gematria untuk aksara Arab (sumber: submission.org) 
Tabel Gematria untuk aksara Arab (sumber: submission.org) 

Pada hari ini, untuk keringkasan dalam komunikasi online, muslim di Pakistan dan India diketahui biasanya menuliskan 786 untuk menyebut bismillah.

Dalam tradisi muslim di Nusantara, membaca basmalah sebanyak 786 dalam sehari dipercaya memiliki khasiat tertentu, seperti dapat menglariskan dagangan atau terpenuhi suatu hajat.

Interpretasi Makna

Bisa dikatakan kalimat Bismillahirahmanirahim terdiri dari 4 bagian yaitu:

  • Bismi (atas nama) -- jumlah Gematria 102
  • Allah (Allah) -- jumlah Gematria 66
  • al-Rahman (Pengasih) -- jumlah Gematria 329
  • al-Rahim (Penyayang) -- jumlah Gematria 289

Jika kita bagi dalam dua kelompok, hasilnya;

  • Bismi - Allah = 168
  • al-Rahman - al-Rahim = 618

Lalu, adakah makna dibalik angka 168 dan 618? Jawabnya, ada.

Dalam tulisan "Rahasia Angka 168 dan Akhir Zaman" saya telah membahas rahasia di balik angka 168, yaitu merupakan jumlah menit (waktu langit) seluruh waktu kehidupan manusia di dunia. Ini berdasarkan hitungan perbandingan waktu yang diinformasikan dalam Qs. Al Ma'aarij ayat 4:  Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. 

Dalam perjalanan waktu, kesakralan angka 168 dapat kita temukan terekam dalam jumlah titik dalam lembaran permainan domino.

jumlah titik dalam lembar domino (dokpri)
jumlah titik dalam lembar domino (dokpri)

Dalam tradisi Cina, angka 168 dianggap angka keberuntungan, karena kira-kira homofon dengan frase "yi lu fa", yang berarti "keberuntungan sepanjang jalan".

Untuk Pembahasan lebih lengkap mengenai rahasia 168 silakan baca artikel ini: "Rahasia Angka 168 dan Akhir Zaman".

Adapun mengenai angka 618, ini adalah jumlah angka di belakang koma pada rasio Fibonacci. Rasio Fibonacci adalah: 1,618.

Rasio Fibonacci biasa juga disebut "proporsi Ilahiah" oleh karena banyak hal di dunia ini memiliki proporsi rasio Fibonacci. Seperti, jumlah kelopak bunga, Benih bunga matahari, proporsi wajah manusia, proporsi antara tangan dengan lengan, dan masih banyak lagi.

Jika rasio Fibonacci diterapkan pada angka 786 (jumlah gematria kalimat basmalah), hasilnya sebagai berikut:

786 x 1,618 = 1.271,748 -- yang dapat dibulatkan menjadi 1.272. Selisih antara 1.272 dan 786 adalah 486 (1.272 -- 786 = 486).

Atau, akan lebih mudah jika langsung menggunakan 0,618 untuk mendapatkan hasil 486 (786 x 0,618 = 485,748 yang dapat dibulatkan menjadi 486)

Anda tentu bertanya: apa pula makna di balik angka 486?

Sesungguhnya 486 ada di balik 786 jumlah gematria kalimat basmalah, cuma tersamarkan. Perlu penelahaan untuk dapat menemukan di mana letaknya.

Yang perlu dilakukan adalah menalar bahwa karena al-Rahman dan al-Rahim adalah nama sifat Allah maka, dapat di asumsikan dibalik kedua nama tersebut ada unsur jumlah "66".

Jadi, jika 329 jumlah gematri kata al-Rahman dikurangi 66 hasilnya: 263. Sementara itu, jika 289 jumlah gematria kata al-Rahim dikurangi 66 hasilnya: 223. dari menjumlahkan hasil kedua pengurangan tersebut kita mendapatkan angka 486. (lihat gambar di bawah)

Letak jumlah 486 dalam Basmalah (dokpri)
Letak jumlah 486 dalam Basmalah (dokpri)

Jika kita mengurangkan 786 dengan 486 hasilnya: 300.

Dapat dikatakan bahwa: 300 adalah hasil penjumlahan dari: 102 (kata bismi) -- 66 (Allah) -- 66 (aspek sifat Allah dibalik nama al-Rahman) -- 66 ( aspek sifat Allah dibalik nama al-Rahim.

Lebih lanjut, 0,618 dari angka 300 adalah: 185,4 yang dapat dibulatkan menjadi 186.

Jika kita mengurangkan 300 dengan 186 hasilnya: 114, (300 -- 186 = 114).

Kita ketahui, 114 adalah Jumlah surat dalam Al Quran.

Demikianlah, dengan cara yang unik, kombinasi antara konsep gematria dan rasio emas Fibonacci mengantarkan kita menemukan jalan keterhubungan kalimat basmalah dengan Al Quran.

Basmalah dan Pesan Jihad

Ada baiknya saya informasikan pula bahwa komposisi 168 (bismillahi) dan 618 (rahmanirrahim) dalam tulisan basmalah, terlihat ditunjukkan kata Jehad atau Jihad dalam gematria Yahudi dan Gematria Inggris.

(dokpri)
(dokpri)

kata Jehad atau jihad dalam gematria Yahudi dan Inggris (dokpri) 
kata Jehad atau jihad dalam gematria Yahudi dan Inggris (dokpri) 

Berikut ini tabel gematria yahudi dan gematria Inggris... 

Table Jewish Gematria (dokpri) 
Table Jewish Gematria (dokpri) 

Table english gematria (dokpri) 
Table english gematria (dokpri) 

Seperti yang telah saya jelaskan dalam tulisan "Rahasia Angka 168 dan Akhir Zaman" bahwa, angka 168 merupakan jumlah menit (waktu langit) untuk seluruh waktu kehidupan manusia di dunia, dan jika, 618 merujuk pada kata jehad/jihad dalam gematria Yahudi, maka, Pesannya menjad jelas: "BERJUANG DAN BERUSAHALAH SEMAKSIMAL MUNGKIN (BERJIHAD) DALAM SETIAP WAKTU YANG KALIAN JALANI DI DUNIA".

Jadi, dalam kalimat Bismillahirahmanirrahim yang kamu ucapkan ketika akan memulai sesuatu, terkandung anjuran agar kamu sepenuh hati akan berjuang melakukan sesuatu itu dengan upaya yang maksimal.

Yang menarik, hal ini sejalan dengan anjuran "karma" yang menjadi tema utama kampanye orang-orang suci di masa kuno. 

Dalam artikel "Mengapa Karma Jadi Inti Ajaran di Awal Peradaban Manusia? " saya telah mengulas bahwa, penjabaran konsep karma yang dikampanyekan para utusan-utusan langit di masa kuno, menitik beratkan pemahaman bahwa: SIAPA PUN DIA, DEWA, MANUSIA SETENGAH DEWA, RAJA, ATAU PUN MANUSIA BIASA, NASIBNYA DALAM KEHIDUPAN SEPENUHNYA BERGANTUNG PADA USAHANYA ATAU PERJUANGANNYA. TIDAK ADA YANG DIBEDA-BEDAKAN DIANTARA KESEMUANYA.

Salah satu hal yang mengisyaratkan bahwa karma menjadi inti ajaran di awal peradaban manusia, dapat kita lihat diisyaratkan pada dua aksara awal dalam susunan aksara jenis silabel seperti aksara Brahmik dan aksara Lontara, yaitu: KA dan GA.

Aksara Lontara (dokpri)
Aksara Lontara (dokpri)

Aksara Brahmik (dokpri)
Aksara Brahmik (dokpri)

Susunan aksara pada barisan awal pada aksara Lontara adalah: KA -- GA -- NGA -- NGKA. yang bermakna sebagai berikut:

KA dalam aksara Cina artinya "kartu", dimaknai sebagai metafora "takdir".

GA dalam aksara Cina artinya "karma", dimaknai sebagai metafora "tindakan atau perjuangan"

NGA dan NGKA jika dicermati dalam bentuk bahasa Bugis, dapat dipahami sebagai bentuk "na-ngka" artinya: "sehingga ada" (na=sehingga; ngka=ada).

Jadi, jika disusun dalam kalimat yang mudah dipahami, pesan yang tersembunyi dalam susunan KA -- GA -- NGA -- NGKA, adalah: "TAKDIR" DAN PERJUANGAN YANG KITA LAKUKAN DI DALAMNYA, YANG MEMBUKTIKAN BAHWA KITA ADA.

Demikianlah, dari sejak awal kehidupan manusia hingga akhir zaman nanti, Manusia senantiasa dituntut untuk berjuang semaksimal mungkin dalam menjalani hidupnya.

Dari waktu ke waktu, inti pesan langit yang disampaikan para utusan (mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad) selalu sama. Ajaran di masa kuno menyebutnya "KARMA", sementara ajaran yang disampaikan Muhammad menyebutnya "JIHAD". 

Sayangnya, belakangan ini definisi 'jihad' cenderung dipandang berkonotasi negatif. Untuk meluruskan hal ini, saya menganjurkan untuk mencermati definisi 'jihad' dalam www.britannica.com berikut ini.

Definisi 'Jihad' (sumber: www.britannica.com)
Definisi 'Jihad' (sumber: www.britannica.com)

Jihad, (bahasa Arab: "perjuangan" atau "usaha") juga dieja jehad,  dalam Islam (bermakna), suatu perjuangan atau usaha yang bermanfaat atau berfaedah. Arti yang tepat dari istilah jihad bergantung pada konteks; ini sering kali secara keliru diterjemahkan di Barat sebagai "perang suci". Jihad, khususnya dalam ranah agama dan etika, terutama mengacu pada perjuangan manusia untuk mendukung apa yang benar dan mencegah yang salah.   

SEKIAN.

Baca artikel saya lainnya di:

https://www.kompasiana.com/fadlyandipa

atau website saya: https://fadlybahari.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun