Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa Sesungguhnya Orang Phoenicia?

29 Juli 2020   07:16 Diperbarui: 29 Juli 2020   07:52 2931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau, bahkan dapat juga dilihat bahwa nama-nama tersebut merupakan hasil perubahan fonetik dari kata  'Mori' yang pada dasarnya juga berari "pagi" -- jejak untuk hal ini dapat dilihat pada ucapan selamat pagi orang Maori yaitu "Morena", selanjutnya Saya juga menduga bahwa kata morning dalam bahasa Inggris berasal dari kata Mori ini:  mor *- ming  [lihat: https://www.merriam-webster.com/dictionary/morning]

Arti Sesungguhnya dari nama Phoenicia yang berarti "pagi" terlihat jelas pada pengistilahan nama kawasan mereka bermukim di ujung timur Laut Mediterania, yang terkenal dengan sebutan: "Laut Matahari Terbit". 

Jelas terlihat bahwa atribut "pagi" yang melekat sebagai "jati diri mereka" tidak mereka tanggalkan. Mereka senantiasa membawa hal tersebut kemana saja mereka pergi. Hal ini tidak lain, adalah karena mereka bangsa berjiwa Matahari (penyembah Matahari). 

Seterkaitan dengan hal ini, kuat pula dugaan saya bahwa letak negeri Sabah yang sesungguhnya berada di Nusantara, dengan fakta bahwa dalam bahasa Arab Sabah berarti "pagi", yang dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa "Negeri Sabah" dapat pula berarti "Negeri Pagi". 

Jadi, Bangsa Phoenicia maupun Bangsa Sabah yang banyak ditemukan jejaknya di wilayah timur tengah hingga Mediterania sesungguhnya adalah orang-orang dari Nusantara yang bermigrasi dan membuat koloni di wilayah sana.

Selain itu, pertimbangan kuat lainnya, datang dari nama dewa pelindung bangsa Fenesia, Melqart, yang dalam abjad bahasa Fenisia ditulis MLK KRT, yang berarti "Raja Kota". dengan pengertian demikian, dapat diduga jika KRT kemungkinan berbunyi "karta" yang memang berarti "kota". 


Ini sejalan dengan informasi dari Sarjana Yahudi-Portugis, Isaac Abarbanel (1447-1508) menggambarkan Tarsis sebagai "kota yang dikenal pada masa awal seperti Kartago (Carthage) dan hari ini disebut Tunis."

Adapun MLK, jika menimbang bahwa Fenesia adalah bangsa laut, yang mana ciri utama bahasa bangsa maritim adalah tidak ada kata yang berakhir konsonan tetapi semua berakhir vokal, maka MLK kemungkinan bisa berbunyi "malaka" sinonim dengan kata Molokh ( juga ditulis sebagai Moloch, Molech, Molekh, Molok, Molek, Molock, atau Moloc) yang juga memang berarti "raja". (sejalan dengan apa yang dijelaskan di sini)

MLK KRT atau "Malaka Karta" yang berarti "Raja Kota" (atau mungkin mesti dibalik menjadi: kota raja) tentu saja dapat dilihat sangat besar kemungkinannya merujuk pada wilayah Malaka yang menjadi dasar kata Malaya, Malayu atau Melayu. 

Mengenai Melqart, baca pembahasan lebih selengkapnya di sini: Nuansa Jawa pada Kata Ungu dalam Bahasa Phoenicia dan Bahasa Kuno Lainnya). Dalam tulisan ini saya membahas sinkronisme Melqart (sebagai dewa pelindung bangsa Fenesia) dengan Dewa Yama (yang dalam konsep lokapala disebut sebagai penjaga dan penguasa wilayah Selatan, atau "dunia bawah", yang meliputi wilayah Nusantara pada hari ini).

Pembuktian Nusantara sebagai "wilayah selatan" yang merupakan wilayah kekuasaan Dewa Yama (atau Melqart) pada masa kuno, datang dari toponim Sunda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun