Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Asal-Usul Nama "Jawa" Menurut Konsep Lokapala (Penjaga Mata Angin)

15 Juli 2020   08:00 Diperbarui: 15 Juli 2020   08:10 3773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, matahari Butuh 9 jam bergerak ke arah barat untuk tiba dan terbit di wilayah bergaris bujur 45 derajat (wilayah Mesir, Irak, dan sekitarnya), sehingga pada saat yang sama, di Tuvalu telah menunjukkan jam 15 sore; dan, Butuh 12 jam bergerak ke arah barat untuk tiba dan terbit di garis bujur 0 derajat (wilayah Maroko, atapun Greenwich, dan sekitarnya), sehingga pada saat yang sama, di Tuvalu telah menunjukkan jam 18 petang/ Maghrib.

Agar lebih ringkas, untuk mendapatkan pembahasan lebih rinci mengenai wilayah bergaris bujur 45 derajat dan wilayah bergaris bujur 0 derajat, silahkan anda baca pada artikel "Pembagian Zona Waktu di Masa Kuno", dan juga kembali saya ulang dalam artikel "Temuan Jejak Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran".

Demikianlah, ada banyak fakta dari masa kuno yang dapat menjadi rujukan dan sekaligus penguat klaim "Nusantara sebagai Negeri Sabah" yang sesungguhnya.

Secara pribadi saya berpandangan bahwa keberadaan Kerajaan Saba di Yaman (Arab Selatan) dan Kerajaan Saba di Ethiopia, merupakan wujud dari migrasi atau penyebaran orang-orang Nusantara pada masa kuno ke wilayah barat, yang membangun koloni baru disana, dengan tetap menggunakan nama atau identitas awalnya. 

Hal inilah sebenarnya yang diungkap Maxwell bahwa "di masa kuno ada koloni Melayu dan Jawa yang cukup besar di Mekah, di mana semua orang Mekah dikenal tanpa pandang bulu sebagai Jawi". Koloni tersebut menduduki wilayah Yaman (Arab Selatan) di mana kerajaan Saba memang pernah berdiri.

Wilayah Arab Selatan ini adalah tempat bermukim "Orang Thay" orang-orang yang bermigrasi dari Asia Tenggara yang membawa budaya bertanam padi di jazirah Arab di masa kuno. Hal ini telah saya bahas dalam artikel "Thay, Suku Kuno di Asia Tenggara dan Jazirah Arab: Pionir Pertanian Padi".

Konsep Lokapala yang menunjukkan asal usul nama "Jawa"

Dalam tradisi Hindu dikenal konsep "Lokapala" yaitu tentang dewa-dewa penjaga arah mata angin. Dewa-dewa tersebut adalah: 

  1. Indra (Timur)
  2. Kubera (Utara)
  3. Varuna (Barat)
  4. Yama (Selatan)

Dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, saya banyak menekankan bahwa yang disebut sebagai dewa dalam banyak mitologi kuno, sesungguhnya adalah merupakan bentuk personifikasi orang-orang besar, orang suci, atau bahkan para nabi yang hidup di masa kuno. 

Upaya pengidentifikasian atau penafsiran Personifikasi semacam ini, bahkan telah mulai dilakukan sejak masa Yunani kuno. Hal itu dikenal dengan periode sinkretisme - atau "interpretatio graeca" artinya "terjemahan Yunani" atau "interpretasi dengan menggunakan [model] Yunani".

Yang pada dasarnya merupakan upaya menafsirkan atau mencoba memahami mitologi dan agama dari budaya lain, dengan membandingkannya dengan konsep Yunani kuno dalam hal praktik keagamaan, dewa, dan mitos, untuk melihat kesetaraan dan karakteristik yang sama. [Mark S. Smith: God in Translation: Deities in Cross-Cultural Discourse in the Biblical World, 2008: 39]

Interpretasi semacam ini telah pula saya bahas dalam artikel "Sosok Nabi Idris di Berbagai Tradisi Agama dan Mitologi, serta Rahasia yang Meliputinya".

Dalam artikel tersebut saya mengulas bahwa pada masa kuno, Nabi Idris dikenal sebagai Changjie dalam mitologi Cina, Dewa Varuna dalam mitologi India, Dewa Thoth dalam mitologi Mesir kuno, dan Dewa Hermes dalam mitologi Yunani kuno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun