Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Asal-Usul Nama "Jawa" Menurut Konsep Lokapala (Penjaga Mata Angin)

15 Juli 2020   08:00 Diperbarui: 15 Juli 2020   08:10 3773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa kuno, orang di Cina daratan menyebut wilayah nusantara dengan nama "nan-hai" yang berarti "laut selatan".

Demikianlah, kata "selatan" yang kita kenal hari ini sebagai salah satu nama arah mata angin, pada dasarnya berasal dari kata "selat" yang mendapat akhiran -an. 

Dan nampaknya sebutan "Cellate" (bagi orang Portugis), ataupun "Saleeters" (bagi orang Inggris), merujuk pada "Orang-orang Selat", yakni "orang laut", atau "orang Bajou" yang memang banyak bermukim di berbagai perairan laut di wilayah Nusantara sejak masa kuno.

Kaitan antara Dewa Yama sebagai penguasa arah Selatan, dengan Orang Bajou yang mendapat sebutan "orang selat" di masa kuno, akan kita temukan hubungannya setelah kita menggali beberapa layer (lapisan) lebih dalam terkait jati diri keduanya.

Dalam bahasa Sanskrit, Yama berarti "kembar" atau bisa juga berarti "sama". [Thomas Egenes. Introduction to Sanskrit - Part 2, 2000: hlm. 132]

Suku Bajo atau Bajau menyebut diri mereka "Orang Sama". [Adrian B. Lapian. Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX, 2009: hlm. 80]

Salah satu alasan yang muncul diberikan atas asal usul nama "sama" tersebut, adalah bahwa mereka percaya merupakan keturunan dari Sam bin Nuh.

Demikianlah, Yama bisa jadi memang personifikasi dari Sam bin Nuh. 

Dalam suatu riwayat, ketika Nabi Isa menghidupkan Sam bin Nuh, Isa bertanya mengenai usia hidup Sam. Sam menjawab bahwa ia hidup selama 4000 tahun, dan terangkat menjadi nabi di usia 2000 tahun. Sehingga dari riwayat ini, kita dapat mengetahui jika Sam bin Nuh juga adalah seorang nabi.

Perubahan fonetis antara bentuk 'sama' dan 'saba' memang sangat dimungkinkan, dimana m dan b adalah bagian dari kelompok fonetis artikulatoris labial yang dalam banyak kasus bahasa sering kita jumpai saling bertukar satu sama lain. Seperti nama Raja Namrud yang dalam bahasa Ibrani disebut Nimrod, sementara bentuk Yunaninya adalah Nebrod.

Perubahan fonetis antara 'sama' dan 'yama' pun dapat kita lihat berpeluang terjadi. Transisinya melalui fonem /s/ yang kadang dibunyikan /c/ dan /j/, dan /j/ yang kadang dibunyikan /y/.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun