Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Petunjuk Menemukan Tanah Suci "Shambala"

18 Mei 2020   08:40 Diperbarui: 19 Mei 2020   03:43 2014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan sebelumnya "Asal Usul Sebutan "Cella" untuk Ruang Paling Sakral di Dalam Kuil Bangsa Kuno" telah saya ulas dugaan asal-usul kata 'cella', yaitu bahwa ia terkait dengan sebutan pulau Sulawesi di masa lalu.

Di akhir pembahasan tersebut, saya menyatakan bahwa digunakannya nama 'cella' untuk ruangan paling suci dan sakral pada kuil-kuil di masa kuno, bisa dikatakan sebagai suatu wujud simbolis keberadaan tanah suci (tempat di mana dewa mereka bersemayam) dalam bangunan kuil mereka. 

Demikianlah, jika pada bangunan-bangunan suci di masa lalu, tanah suci dikenang dengan sebutan cella, maka dalam teks-teks suci ataupun cerita rakyat (folklore) 'tanah suci' dikenang dalam banyak sebutan. 

Bahkan digelari tanah seribu nama. Kadang disebut 'Tanah Terlarang', 'Tanah Air Putih', 'Tanah Api Hidup', 'Tanah Roh Bercahaya', 'Tanah para Dewa', ataupun 'Tanah Keajaiban'. 

Orang Hindu menyebutnya Aryavartha (Tanah Yang Layak); orang Cina mengenalnya sebagai Hsi Tien, Tetapi sebutan paling terkenalnya adalah Shambala, dan Shangri-la, yang dalam bahasa Tibet disebut bde byung (bunyi penyebutan: 'De-jung') yang berarti "Sumber kebahagiaan." 

Jika melalui penelusuran kata cella ditemukan bahwa tanah suci yang dimaksud merujuk pada pulau Sulawesi, pertanyaan selanjutnya, di manakah letak spesifiknya?

Dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang telah saya ulas dalam tulisan "Rahasia Kuno yang Terpendam di Gunung Latimojong" dan "Menyingkap Jejak Dewi Fajar di Pegunungan Latimojong" maka, kuat dugaan saya bahwa letak spesifik tanah suci berada di pegunungan Latimojong.

Nama tanah suci dalam bahasa Tibet, bde byung (bunyi penyebutan: 'De-jung') yang berarti "Sumber kebahagiaan," dapat kita lihat bahwa secara fonetis bentuk 'jung' memiliki keterkaitan dengan suku kata '-jong' pada nama la-ti-mo-jong. 

Selain itu, bde byung atau de-jung yang berarti "Sumber kebahagiaan," bisa dikatakan persis sama dengan makna puncak Rante Mario (puncak tertinggi pegunungan Latimojong) yaitu: "tanah kebahagiaan"(rante= tanah/negeri; mario= bahagia/kebahagiaan).

Dugaan keidentikan bentuk '-jong' pada nama 'la-ti-mo-jong' dengan bentuk 'jung' (dalam sebutan tibet) yang diurai di atas, tentu saja membuka harapan dapat terungkapnya makna nama 'Latimojong', yang selama ini faktanya memang tidak ada satu pun orang di Sulawesi Selatan yang dapat memberi jawaban pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun