Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Asal Usul Kata "Bahtera" ini Menyingkap Gambaran Tentang Kapal Nabi Nuh yang Sesungguhnya

5 Januari 2020   21:00 Diperbarui: 24 Januari 2020   13:50 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  kalimat "Tanah terbawa angin". (Dokumen pribadi)

Capture buku
Capture buku " Boegineesche - Hollandsch woordenboek: met Hollandsch - Boeginesche ..., Volume 1 ". Hlm. 622.  

Dalam capture di atas dapat kita lihat kata wakka atau waka disebut Matthes sebagai sinonim untuk kata 'lopi' yang dalam bahasa Bugis juga berarti 'perahu'. 

Matthes juga mengatakan jika kata 'wakka' dapat ditemukan dalam kitab La Galigo (La-Gal) dengan bentuk 'wakka-tanette' atau 'wakka-tana', yang menurut Matthes bermakna kapal yang sangat besar, dan mengingatkan pada seluruh punggung gunung (tanette) dan ke suatu negeri (tana). 

Interpretasi Matthes ini dapat dipaham, karena memang secara harfiah wakka-tanette  = perahu - punggung gunung; wakka-tana = perahu - negeri.

Jika bentuk 'baha-' pada kata 'baha-tera' telah kita temukan berasal dari kata wakka yang berarti perahu, maka bentuk -tera dapat diduga berasal dari bahasa Latin: terra (bumi); terrain (tanah). Dengan demikian 'baha-tera' dapat berarti: perahu bumi atau perahu tanah. 

Dapat kita lihat jika bentuk etimologi yang kita temukan untuk kata 'bahtera' sangat indentik dengan frase 'wakka-tanette' atau 'wakka-tana' yang ditemukan Matthes dalam kitab La Galigo.

Etimologi kata bahtera ini, saya pikir dapat pula digunakan untuk merevisi makna ungkapan "land below the wind", yaitu ungkapan yang akrab diberikan pada pelaut dari Nusantara di wilayah perairan laut Eritrea pada masa kuno. 

Bahwa kalimat tersebut bentuk aslinya bukan "tanah di bawah angin" tetapi adalah "tanah dibawa angin", atau "tanah terbawa angin". Dalam kasus ini, penggunaan bentuk 'di' yang keliru pada 'di bawah' dan 'dibawa' menghasilkan perbedaan makna yang besar.

Di sisi lain, Makna etimologi kata bahtera yang kita temukan ini, saya pikir telah pula memberi kita gambaran mengapa kata ini lebih khusus digunakan untuk menyebut bahtera Nabi Nuh, yaitu untuk menggambarkan jika bahtera Nabi Nuh memang merupakan kapal yang sangat besar.

Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.

Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Pare-Kediri, 5 Januari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun