Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak yang Hilang dari Orang Madyan, Kaum Nabi Syu'aib yang Mendapat Azab

25 Oktober 2019   00:38 Diperbarui: 25 Oktober 2019   00:58 2602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letak wilayah Madyanagar Bazar di Bangladesh (Dokpri)

Kisah Nabi Syu'aib dan orang-orang Madyan dikisahkan dalam Al Quran, pada surat Al-A'raf, ayat 85: Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib . Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". Bunyi ayat ini menggambarkan bahwa orang-orang Madyan adalah bangsa pedagang.

Lalu dimanakah sesungguhnya tanah orang-orang Madyan ini?

Menurut William G. Dever dalam bukunya Who Were the Early Israelites and Where Did They Come From? (Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing, 2003. hlm. 34), Tanah alkitabiah Midian terletak di Semenanjung Arabia barat laut, di pantai timur Teluk Aqaba di Laut Merah ("Hejaz"). 

Beberapa ahli berpendapat bahwa "Midian" tidak merujuk ke tempat geografis atau suku tertentu, tetapi merupakan konfederasi atau "liga" suku yang disatukan secara kolektif untuk tujuan ibadah.

Paul Haupt yang pertama kali mengajukan saran ini pada 1909, menggambarkan Midian sebagai "kolektif kultus" (Kultgenossenschaft) atau "amphictyony", yang berarti "asosiasi (Bund) dari berbagai suku di sekitar tempat perlindungan atau tempat suci." Elath, di ujung utara Teluk Aqaba diusulkan sebagai lokasi kuil pertama, dengan tempat perlindungan kedua yang terletak di Kadesh.

Berikut ini pernyataan William J. Dumbrell terkait pendapat ini...

Catatan alkitabiah tentang aktifitas orang Midian atau kelompok terkait pada akhir Zaman Perunggu Akhir menunjukkan mereka sebagai orang-orang yang tampak di mana-mana ditemukan tidak hanya di wilayah Horeb/ Sinai dan juga di Mesir, tetapi juga mengangkangi rute perdagangan utara-selatan, di dataran Moab, dan tampaknya, jika habitat Bileam harus ditempatkan di atau dekat Pitru kuno, ... setidaknya dalam pengaruh mereka, sejauh Sungai Efrat itu sendiri. 

Jelas bahwa, bahkan bagi para penulis Alkitab, mereka adalah entitas yang sukar dimengerti dan membingungkan, yang hanya sedikit diketahui secara langsung, dimana mereka banyak dikaitkan dalam hubungannya dengan banyak kaum. 

Apa yang dikatakan tentang mereka dikatakan dalam kaitannya dengan kelompok-kelompok lain dan kepada Israel itu sendiri, di mana para penulis Alkitab secara alami jauh lebih tertarik. 

Dalam kaitannya dengan Israel dalam periode pembentukan bangsa setelah Eksodus dan pengembaraan di padang gurun, orang-orang Midian terbukti telah meninggalkan stempel sosiologis mereka pada banyak lembaga awal Israel, sementara pada saat yang sama mereka menyusup ke tingkat tertentu tetangga Israel yang berdekatan di Palestina selatan dan daerah Transyordania. 

Tetapi mereka juga terkait dengan orang Edom, orang Keni, orang Ismael, Hagar, dan Kenizz, sementara setidaknya ada hubungan dengan orang Amalek dan Moab, dan mungkin dengan Amon.(...)

Untuk menjelaskan kompleksitas penyajian alkitabiah ini, lebih dari enam puluh tahun yang lalu Paul HAUPT berpendapat, "Midian ist nicht der Name eines arabischen Stammes sondern ... ein Kollektivum mit der Bedeutung Kultgenossenschaft ...Es (Midian) bezeichnete die edomitische Sinai-Amphiktyonie, deren Hauptstadt Elath um Golf von 'Akaba war'." 

Selanjutnya, HAUPT mendefinisikan sebuah amphictyony sebagai asosiasi dari berbagai suku di sekitar tempat perlindungan, dan dia menilai bahwa kuil konfederasi umum dari Liga Midianite adalah Sinai di Elath, sedangkan utara dan barat Elath adalah tempat perlindungan Midianite kedua di Kadesh di mana kontroversi diselesaikan dan kesalahan dihukum. 

Dalam perjalanan peristiwa sejarah kemudian, Midian menjadi terbatas pada distrik Madian (c. 1200 SM), dan nama tempat ini harus berasal dari orang Midian secara kolektif dan bukan sebaliknya.

Mencermati uraian William J. Dumbrell di atas, yang menggambarkan orang Midian sebagai orang yang tidak jelas, membingungkan, dikarenakan banyak terkait dengan banyak kelompok masyarakat pada masa itu, menyiratkan suatu pemikiran bagi saya bahwa kondisi semacam itu pada umumnya hanya terjadi pada orang-orang pendatang, semacam kaum pengungsi.

Hal ini dengan sendirinya mengarahkan ingatan saya pada kisah Nabi Shu'ayb bersama pengikutnya yang terpaksa pergi meninggalkan negeri Madyan.

Saya melihat bahwa cara terbaik untuk mengungkap jati diri orang Madyan adalah dengan mencermati makna dari nama "Madyan" dan kebiasaan mereka sebagai bangsa pedagang, sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab suci.

Madyan atau Midian pada dasarnya sama. Madyan berasal dari bentuk Madya yang berarti "tengah", sedangkan Midian nampaknya merupakan bentuk penyebutan orang eropa; Mid yang juga berarti "tengah" atau "pertengahan". Jadi jika dikatakan negeri madyan atau negeri Midian, maka kurang lebih artinya "Negeri tengah".

Di India ada wilayah bernama Madhya Pradesh (artinya: Negara Tengah), letaknya kebetulan memang di India tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun