Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fakta Migrasi di Masa Kuno, dari Nusantara ke Dunia Barat

3 Februari 2019   09:32 Diperbarui: 4 Februari 2019   09:05 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hilang dalam kabut waktu, namun terekam dalam bahasa. Bisa dikatakan, begitulah kira-kira nasib fakta tersebut.

Walau demikian, dengan metode penelusuran etimologi suatu toponim, kita dapat mengekstraksi banyak hal terkait riwayat dari masa lalu. Hal Ini setidaknya dibuktikan oleh hasil penelusuran kami terhadap etimologi nama Luwu dan Bugis.

Kami menemukan bahwa Dalam bahasa Philipina, kata look (bunyi penyebutan luwuk) artinya "teluk", sementara dalam bahasa Uzbek, kata Bo'gi'z (bunyi penyebutan bugis) juga artinya " teluk". 

Dari hal ini kita dapat melihat bahwa nama "Luwu" dan "Bugis" besar kemungkinannya berarti "teluk" - kita dapat berasumsi bahwa kemungkinan pada masa kuno, orang-orang di sekitar teluk bone menyebut diri mereka orang teluk.

Etimologi Luwu yang berarti "teluk", di sisi lain, terkonfirmasi  dengan keberadaan terminologi "deluge" dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. "Deluge" adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris yang sangat kuno (Old English), yang kemunculannya di dalam Alkitab, umumnya terkait mengenai pembahasan banjir bah di zaman nabi Nuh - Bentuknya latinnya: "diluvium", sementara bentuk Yunani kuno: (loeo).

Dapat kita lihat bahwa kaitan nama Luwu dan teluk, tersaji nyata dalam etimologi kata deluge; dimana bentuk kata "teluk" identik dengan kata "deluge" (Old English), sementara bentuk kata "luwu" identik dengan kata "loeo" (Yunani kuno) - masing-masing pasangan tersebut memiliki susunan fonetik yang identik.- 

Pada kata teluk dan deluge, fonetis t dan d pada suku kata te- dan de- dalam banyak kasus umum kita temukan saling bertukar, misal: the dan de, lalu akhiran -luk pada "teluk" dan -luge pada "deluge" pun juga memiliki bunyi penyebutan yang sama. 

Sementara itu, kata luwu dan loeo, jelas juga memiliki bunyi penyebutan yang sama.

Keberadaan termiologi "deluge" (Inggris kuno) atau dalam bentuk yunani kuno-nya "loeo" - yang menunjukkan kesamaan fonetis dengan kata "teluk" dan "luwu", menjadi fakta yang tidak terbantahkan terhadap analisis tentang adanya persebaran atau migrasi dari nusantara ke dunia barat pada masa kuno.

Ini adalah jejak sejarah kuno manusia yang hilang dalam kabut waktu setelah berlalu dalam kurun waktu ribuan tahun.

Untuk lebih jelasnya, mohon mencermati gambar berikut ini...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun