Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yayasan Supersemar, Pertarungan Terakhir KMP Vs KIH?

15 Agustus 2015   16:24 Diperbarui: 15 Agustus 2015   16:24 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyambung tulisan gw yang berjudul “PDIP Identik Dengan Nasrani, Demokrat Dipenuhi Syiah” dimana dalam tulisan itu gw menyebut Kekuatan KMP secara nyata sudah melemah ditandai dengan Reformasi yang dilakukan PKS yang menggusur dominasi Anis Matta di elit PKS.

Tanpa Anis Matta maka PKS sudah tidak penuh mendukung KMP lagi. Hal itu menyusul reformasi diam-diam yang sudah dilakukan PAN yang menggeser dominasi Amin Rais. Ada pertarungan kubu Hatta Radjasa dengan kubu Amin Rais di PAN sehingga akhirnya Zulkifli Hasan mengambil jalan tengah dengan mengurangi Dominasi Amin Rais

Hal-hal itu menjelaskan bahwa kenapa Fahri Hamzah diam saja ketika Jokowi menolak meresmikan 7 Proyek di DPR. Fahri selama ini diperintahkan berbicara keras oleh Anis Matta sementara Presiden PKS yang baru Sohibul Iman mengintruksikan Fahri Hamzah tidak perlu berbicara keras bila menyangkut hal yang tidak berhubungan langsung dengan PKS.

Berbeda dengan Fahri Hamzah yang menjadi “Jinak”, sebaliknya Fadli Zon saat ini sudah menderita Stress Berat stadium IV. Bagaimana nggak stress kalau saat ini KMP tinggal judulnya saja yang masih seram. PAN sudah cuek-cuekan dan kemarin PKS juga sudah mulai ogah-ogahan. Apalagi kemarin Jokowi ogah meresmikan Proyek-proyek di DPR. (Proyek Batal Cepretan Batal juga masuk kantong ). Makanya Fadli Zon ngamuk-ngamuk dan mengomelin Jokowi. Hahaaaa.

Kata Fadli, Jokowi ngomong Persatuan Bangsa (Solidnya Kerja sama antar Lembaga) tapi membiarkan PPP dan Golkar pecah. Fadli sudah stress jadi berpikir Persatuan Indonesia itu harusnya sudah termasuk Persatuan PPP, Golkar dan Persatuan KMP. Wkwkwkwk

BANYAK RAHASIA TERSEMBUNYI DIBALIK YAYASAN SUPERSEMAR

Kejaksaan Agung sudah mengambil langkah yang sangat berarti dengan memprioritaskan Kasus Yayasan Supersemar. Di luar dari kepentingan politik, bila ini benar-benar tanpa pamrih maka inilah salah satu Prestasi Terbesar dari Pemerintahan Jokowi.

Bila berhasil mengusut tuntas Kasus Yayasan Supersemar maka Jokowi sudah benar-benar mempecundangi SBY yang memimpin Indonesia selama 10 tahun. Kasus ini selama pemerintahan SBY memang sepertinya dilupakan (sengaja dilupakan).

Yayasan Supersemar adalah Gunung Besar Misterius yang tak dapat didaki. Untuk masuk kedalam hutan gunung tersebut harus melewati belasan pos penjaga misterius. Begitu banyak pihak yang tidak ingin Yayasan Supersemar dimasuki orang. Ooh seramm…

Tapi karena Kejagung sudah mulai mengobok-obok maka sekalian juga gw ikut mengobok-obok Yayasan yang satu ini. Heeeee. Dengerin ceritanya ya mas bro.

Pertanyaannya kemudian, apakah Yayasan Supersemar berhubungan dengan KMP?

Tentu jawabannya adalah benar. Benar bahwa Yayasan Supersemar memang sangat berhubungan dengan KMP terutama dari latar belakang pendukung utama KMP yaitu : Orang-orang lama Golkar dan beberapa mantan petinggi militer, Bakrie Group, Prabowo dan Hasyim, dan pastinya Titik Soeharto.

Secara singkat Yayasan Supersemar milik almarhum Soeharto adalah salah satu Yayasan terbesar dan terkaya yang pernah dikelola mantan Pemimpin Indonesia 32 tahun itu. Kekayaan Yayasan ini datang dari sumbangan-sumbangan para konglomerat yang ada saat itu dan sumbangan-sumbangan dari pejabat-pejabat tinggi Negara. Bahkan kabarnya sumbangan itu wajib dilakukan oleh para Pejabat yang ingin naik jabatan ataupun Pengusaha yang ingin meminta proyek raksasa dari pemerintah.

Dan sumbangan-sumbangan tersebut diatas sebatas sumbangan tidak resmi. Karena selain itu adapula sumbangan wajib dari Bank-bank Pemerintah dimana Presiden Soeharto dan Menteri Keuangan saat itu membuat peraturan bahwa sebesar 5% dari laba bank-bank pemerintah wajib disumbangkan ke Yayasan Supersemar.

Betul bahwa Yayasan ini menyalurkan sumbangan-sumbangan tersebut untuk Bea Siswa bagi rakyat Indonesia yang memiliki putra-putri tidak mampu tetapi memiliki prestasi di sekolahnya. Mungkin juga pada awalnya yayasan itu direncanakan untuk seperti itu. Tetapi setelah dana yayasan terkumpul hingga Trilyunan Rupiah maka uang-uang itu sangat menggoda bagi krooni-kroni Soeharto. Hanya sedikit yang disalurkan menjadi bea siswa pelajar dan mahasiswa sementara sisanya digunakan untuk modal usaha para krooni Soeharto dan anak-anak Soeharto.

Pada tahun 2008 Kejaksaan Agung mencoba mengajukan Kasus ini ke Pengadilan dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan Yayasan Supersemar terbukti merugikan Negara karena menyelewengkan penggunaan dana pemerintah yang ada di yayasan tersebut. Yayasan supersemar terbukti menyalurkan uang Negara ke PT Bank Duta 420 juta dollar AS, PT Sempati Air Rp 13,173 miliar, serta PT Kiani Lestari dan Kiani Sakti Rp 150 miliar. Yayasan tersebut juga dihukum untuk membayar ganti rugi immaterial sebanyak Rp.10 Trilyun.

Sayangnya kemudian dalam kasus ini terjadi banding dan kemudian akhirnya mangkrak di Mahkamah Agung hingga pemerintahan SBY berakhir. Yang terakhir ada kesalahan pengetikan Vonis putusan di MA sehingga tidak dieksekusi. Dan minggu terakhir ini MA sudah mengeluarkan Putusan terakhir (putusan PK) sehingga tinggal Kejaksaan Agung mengeksekusinya.

CERITA-CERITA TENTANG YAYASAN SUPERSEMAR

Berdasarkan beberapa sumber, salah satunya tulisan George J. Aditjondro, Soeharto mengelola langsung 12 Yayasan, ibu Tien mengelola 4 yayasan, Bob Hasan mengelola 4 yayasan dan anak cucu Soeharto mengelola 12 yayasan dan kolega soeharto lainnya 5 yayasan. Semua yayasan ini tentu saja berdiri dari modal sumbangan-sumbangan berbagai pihak.

Seyogyanya esensi sebuah yayasan adalah untuk kepentingan social, tetapi pada prakteknya hampir sebagian besar yayasan yang dikelola keluarga Soeharto menyalurkan uang yayasan ke sector binis. Uang-uang yayasan diputar dan dijadikan saham dari perusahaan-perusahaan besar. Sebut saja perusahaan-perusahaan terkenal seperti : Bank Duta, Bank Windu Kencana, Bank Umum Nasional, Bank Bukopin, PT. Indocement, PT.Nusamba, PT.Bogasari, PT.Kiani, PT.Kartika Candra, RS Harapan Kita, RS Dharmais dan masih banyak lagi.

Yang paling menyenangkan berbisni dengan uang yayasan itu kalau untung banyak maka pajaknya nggak usah dibayar mas bro. tetapi kalau bangkrut atau nggak balik modal maka nggak ada yang nuntut, mas bro. hehehee

Orang-orang dekat Soeharto yang mendapat fasilitas permodalan pemerintah sangat banyak mas bro. sebut saja Bob Hasan, Sudwikatmono, Probosoetedjo, Om Liem, Mariwuutu Sinivasan dan masih banyak lainnya. Tentu masbro juga pernah mendengar nama Modern Grup, Texmaco, Sucofindo dan lain-lainnya. Mas bro cari sendiri informasinya di google yaa.. heheee

Dengan Bakrie Grup pun keluarga Soeharto sudah lama bekerja sama. Bakrie dekat dengan Bambang Triatmodjo dan Sudwikatmono. Mereka bisnis bersama di perusahaan minyak mentah, perkebunan karet dan membentuk Bank Nusantara Internasional. Begitu juga dengan PT. Nusamba dan Tommy Soeharto dengan kerjasama di Grup Goro dan Gelael.

Karena ini cerita tentang Yayasan Supersemar maka kita ngomongin perusahaan-perusahaan yang bikin Yayasan Supersemar bangkrut aja yaa.

Kalau mas bro berumur 40 tahunan pasti kenal dengan Tommy Soeharto yang sering punya perusahaan bangkrut. Sebut saja PT.Sempati Air (perusahaan penerbangan), PT. Timor (perusahaan mobil) dan lain-lainnya. PT. Sempati Air adalah satu perusahaan yang membuat Yayasan Supersemar bangkrut. Mungkin bisa diperhitungkan sejumlah RP. 14 Milyar sumbangan yayasan tersebut nyangkut di Perusahaan milik Tommy Soeharto.

Berikut PT. Kiani. Grup Perusahaan kertas ini tidak jauh dari nama-nama Bob Hasan, Prabowo dan Hasyim Djojohadikusumo. Mas bro kenal dengan tiga nama itu bukan? Yang jelas sekitar RP.150 Milyar dana Yayasan Supersemar dikucurkan ke Kiani Grup dan tidak jelas juntrungannya dana tersebut. Hehehe. Oh ya Hasyim dan Titik Prabowo dulu punya usaha bersama (tanam saham) di perusahaan-perusahaan PT.Kabelmetal , PT.Hotel Sahid Jaya dan Pabrik Semen Cilacap.

Dan terakhir adalah PT.Bank Duta yang bangkrut. Bank Duta ini setelah menerima pasokan USD 420 juta dari Yayasan Supersemar ternyata bangkrut karena bermain Valuta Asing. Informasi yang ada Bank Duta mengalami kerugian sejumlah USD 429 Juta. (sekitar Rp.6 Trilyun kalau sekarang).

Diantara para Komisaris-komisaris PT.Bank Duta mungkin yang paling harus bertanggung jawab atas kebangkrutan bank ini adalah Bustanil Arifin. Bustanil ini adalah salah satu orang kesayangan keluarga Soeharto. Bustanil diberi kepercayaan menjadi Komisaris Bank Duta. Bustanil pun diangkat menjadi Menteri Koperasi sekaligus menjabat Kepala Bulog. Bisa dibayangkan betapa banyak penghasilannya.

Istri Bustanil adalah Christine Arifin, saudara dari bu Tien Soeharto. Christine Arifin menggandeng Liem Sioe Liong mendirikan Koperasi Bukopin (Bank Bukopin). Mereka juga partner bisnis dengan bendera PT.Bogasari dan PT. Indofood (pabrik indomie) bersama sepupu Soeharto, Soedwikatmono.

Sayangnya kehidupan Bustanil dan istrinya terlalu Konglo. Bustanil sering mengikuti Lelang-lelang Lukisan dan membayarnya dengan harga yang sangat mahal. Belum lagi begitu mudah Bustanil memberi sumbangan-sumbangan ke organisasi-organisasi social. Yang jelas semua yang pernah dipegang Bustanil menjadi kacau. Bank Duta bangkrut, Bukopin dan Bulog menjadi kacau.

BENARKAH EKSEKUSI YAYASAN SUPERSEMAR ADALAH PERANG KIH VS KMP?

Nah kalau yang ini sih gw nggak tau. Yang jelas Jaksa Agung adalah orangnya Nasdem partai penyokong KIH. Sementara mengeksekusi Yayasan Supersemar sudah pasti akan mengganggu kepentingan keluarga Soeharto secara umum termasuk Titik Soeharto. Begitu juga dengan kepentingan Prabowo dan Hasyim secara tidak langsung akan terusik dengan dieksekusinya Yayasan Supersemar. Kubu KMP jelas akan dirugikan bila Yayasan Supersemar jadi dieksekusi dimana mungkin akhirnya pihak-pihak yang pernah menerimba sumbangan Yayasan tersebut harus menanggung akibatnya.

Kemungkinan besar nanti akan terjadi “pertarungan kecil” atau mungkin aka nada “Kompromi Politik” di balik rencana eksekusi Kejagung atas putusan inkrah Yayasan Supersemar tersebut.

Begitu deh mas bro ceritanya. Heheheee

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun