Macam dan Bentuk Perilaku Keagamaan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa melakukan aktivitasaktivitas kehidupannya atau dalam arti melakukan tindakan baik itu erat hubungannya dengan dirinya sendiri ataupun berkaitan dengan orang lain yang biasa dikenal dengan proses komunikasi baik itu berupa komunikasi verbal atau perilaku nyata, akan tetapi di dalam melakukan perilakunya mereka senantiasa berbeda-beda antara satu dengan lainnya, hal ini disebabkan karena motivasi yang melatarbelakangi berbeda-beda. Menurut Hendro Puspito, dalam bukunya "Sosiologi Agama", beliau menjelaskan tentang perilaku atau pola kelakuan yang dibagi dalam 2 macam yakni :
1. Pola kelakuan lahir adalah cara bertindak yang ditiru oleh orang banyak secara berulang-ulang.
2. Pola kelakuan batin yaitu cara berfikir, berkemauan dan merasa yang diikuti oleh banyak orang berulang kali. Pendapat ini senada dengan pendapat Jamaluddin Kafi yang mana beliau juga mengelompokkan perilaku menjadi dua macam yaitu perilaku jasmaniyah dan perilaku rohaniyah, perilaku jasmaniyah yaitu perilaku terbuka (obyektif) kemudian perilaku rohaniyah yaitu perilaku tertutup (subyektif).
Pembagian ini bisa terjadi karena manusia adalah makhluk Allah yang mulia yang terdiri dari dua jauham yaitu jasmaniyah dan jiwa atau rohani. Sedangkan H. Abdul Aziz  mengelompokkan perilaku menjadi dua macam yaitu : a. Perilaku oreal (perilaku yang dapat diamati langsung).
Adapun bentuk dari perilaku keagamaan itu meliputi: Sholat, Puasa, Zakat dan sebagainya.
Proses Pembentukan Perilaku Keagamaan
Perilaku keberagamaan merupakan respon dari realitas mutlak sesuai dengan konsep Joachim Wach atau imam Abu al-Hasan al-Asy'ary. Untuk mewujudkan satuan perilaku beragama diperlukan suatu proses panjang yang menyangkut dimensi kemanusiaan baik pada aspek kejiwaan, perorangan maupun kehidupan kelompok. Unsur ini disimpulkan dari sifat ajaran agama yang menjangkau keseluruhan hidup manusia, karena manusia memiliki dimensi kejiwaan perorangan atua kelompok. Menurut William James, sikap dan perilaku keberagamaan muncul dari dua hal, yaitu :
Sakit Jiwa Sikap keberagamaan orang yang sakit jiwa ini ditemukan pada mereka yang pernah mengalami latar belakang kehidupan keagamaan yang terganggu atau adanya penderitaan batin, seprti konflik batin, musibah dan lain-lain. Latang belakang itulah yang kemudian menjadi penyebab perubahan sikap yang mendadak terhadap keyakinan beragama. William Starbuch, seperti  yang dikemukakan oleh William James berrpendapat bahwa penderitaan yang dialami disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor intern, yang menjadi penyebab dari timbulnya perilaku keberagamaan yang tidak lazim ini adalah :
- Temperamen
- Gangguan jiwa
- Konflik dan Keraguan
- Jauh dari Tuhan Sedangkan ciri dari orang yang mengalami kelainan kejiwaan seperti ini umumnya cenderung menampilkansikap pesimis, memahami faham yang ortodok, menyakini proses keagamaan yang secara non graduasi.
Faktor ekstern, yang turut mempengaruhidalam faktor ini adalah :
- Musibah
- Kejahatan-kejahatan Orang yang sehat jiwa Ciri dan sifat dari orang yang sehat jiwa adalah sebagai berikut :
- a. Â Optimis dan gembira Orang yang sehat jiwa memahami dan menghayati segala bentuk ajaran agama dengan perasaan optimis.
- b. Â Ektrofet dan tak mendalam.
- Sikap optimis dan terbuka yang dimiliki orang yanmg sehat jiwa ini menyebabkan mereka mudah melupakan kesan-kesan buruk dan luka hati sebagai akses agamis tindakannya. Mereka selalu berpandangan keluar dan membawa suasana hatinya lepas dari lingkungan  ajaran keagamaan terlalu menjelimet.