Mohon tunggu...
Fadil Airlangga
Fadil Airlangga Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya mahasiswa uin maulana malik ibrohim malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenapa Harus Ada Demokrasi di Setiap Negara?

18 November 2022   00:56 Diperbarui: 18 November 2022   01:10 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Demokrasi itu gaduh, tapi kenapa bertahan dan dianut banyak negara? "Yang penting dalam situasi seperti ini, jangan ada berpolemik, dan jangan ada yang membuat kegaduhan-kegaduhan." Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI). Pernyataan pak Jokowi terkait situasi pandemi ini dinilai muskil terpengaruhi dalam negara demokrasi.   

Selain karena demokrasi memfasilitasi silang pendapat, demokrasi juga menjamin kebebasan untuk berpendapat. Demokrasi itu pasti bising, demokrasi itu pasti berisik. Demokrasi itu memang tempatnya orang berisik. Tempat orang Ribut. Yang penting ributnya masih dalam konteks atau argument, koridor demokrasi yang prosedural, saya kira sih ngak ada persoalan.

Dengan keberisikan itu, bagaimana kok bisa sistem ini menjadi pilihan banyak negara? Alasan utamanya, negara yang sistem demokrasinya baik itu lebih mampu mempertahankan keamanan dan kemakmuran jangka panjang. Betul begitu kawan? Demokrasi juga di pandang sebagai alat paling efektif mewujudkan kesetaraan, mengurangi konflik, dan meningkatkan partisipasi publik. 

Dari segi penegakan HAM, misalnya. Negara yang menganut Demokrasi memiliki skor penegak HAM yang lebih tinggi. Skor HAM vs Rezim Politik Pada 2015 semakin kanan semakin demokratis. Semakin ke atas. Semakin tinggi penegak HAM. Warga di penganut demokrasi juga cenderung mempunyai angka harapan hidup yang tinggi. 

Angka Harapan hidup vs Rezim Politik pada 2015. Semakin ke kanan semakin demokratis. Semakin ke atas. Semakin tinggi angka harapan hidup. "If we compare democratic countries with non-democratic countries, in general, democratic countries are richer. 

Because they have a higher level of human development.democracies have lower corruption rates, democratic citizens are happier and healthier, and democracies enjoy more guarantees of human rights." Yang artinya Jika kita membandingkan negara demokrasi dengan negara non-demokratis, pada umumnya negara demokrasi lebih kaya. 

Karena mereka memiliki tingkat perkembangan manusia yang lebih tinggi.negara demokrasi memiliki tingkat korupsi yang lebih rendah, warga negara yang demokratis lebih bahagia dan sehat, dan negara demokrasi menikmati lebih banyak jaminan hak asasi manusia.

Pasca Perang Dingin, banyak negara ingin kebebasan dan kemakmuran seperti halnya negara demokrasi. Sejak akhir 1980-an, negara yang menganut Demokrasi meningkat pesat. Sebaliknya, semakin banyak rezim autokrasi yang berjatuhan. Namun bukan berarti demokrasi adalah sistem pemerintahan yang sempurna. 

Para kritikus demokrasi kerap mempertahankan soal, "apakah memberi hak pilih kepada warga atas persoalan yang mereka tidak kuasai adalah hal yang tepat?" pertanyaan ini terasa relevan ketika demokrasi menghasilkan pemimpin - pemimpin populis yang anti-sains, juga para politikus yang menolak dikritik dan menampilkan kebebasan berpendapat. 

Kini, beberapa analisis mengatakan demokrasi berada dalam fase krisis. Pada 2019, skor rata-rata indeks demokrasi di 165 negara mensorot dari 5,48 ke 5,44. Itu menjadi skor terburuk sejak 2006. Untuk studi dari Freedom House tentang Indonesia, kita sudah turun rangking nya dari full free pada 2013.

Di ujung pemerintahan pak SBY sampai sekarang, itu kita drop demokrasinya. Apalagi kalau kita runut dari The Economies Intelligence Unit, kita sudah masuk flawed democracy. kondisi ini terjadi dimana-mana, bahkan di negara-negara yang sudah established demokrasinya, seperti Amerika serikat pun, Ranking-nya drop. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun