BANDUNG – Kehidupan yang keras tidak membuat seseorang mudah menyerah dengan keadaan mereka. Dewasa ini tengah kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan persaingan kerja membuat manusia harus berjuang lebih keras lagi untuk menunjang perekonomian. Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Kelurahan Gegerkalong adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Walaupun berada di tengah kota, bukan berarti seluruh masyarakat yang tinggal disana sudah sejahtera, masih banyak masyarakat yang kurang mampu dan membutuhkan
perhatian lebih dari pemerintah. Maka dari itu, Kelompok 1 KKN Tematik UPI memilih kelurahan Gegerkalong untuk melaksanakan program kerja yang telah dirancang sebelumnya.
BANDUNG – Kehidupan yang keras tidak membuat seseorang mudah menyerah dengan keadaan mereka. Dewasa ini tengah kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan persaingan kerja membuat manusia harus berjuang lebih keras lagi untuk menunjang perekonomian. Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Kelurahan Gegerkalong adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Walaupun berada di tengah kota, bukan berarti seluruh masyarakat yang tinggal disana sudah sejahtera, masih banyak masyarakat yang kurang mampu dan membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. Maka dari itu, Kelompok 1 KKN Tematik UPI memilih kelurahan Gegerkalong untuk melaksanakan program kerja yang telah dirancang sebelumnya.
KKN Tematik UPI Tahun 2022 sendiri dilaksanakan pada tanggal 11 Juli hingga 10 Agustus, dengan mengusung tema Partisipasi Mahasiswa dalam Menguatkan dan meningkatkan Program SDGs Desa yang terbagi kedalam 10 tema kecil KKN Tematik UPI 2022. Pelaksanaan KKN ini diikuti sebanyak 7.089 Mahasiswa yang terbagi menjadi 241 kelompok yang tersebar di berbagai daerah, khususnya daerah Jawa Barat. Salah satu tema yang diangkat adalah Desa Tanpa Kemiskinan.
Berdasarkan SK Kementerian Sosial tahun 2021 menyatakan terdapat 2.021 masyarakat miskin di kelurahan Gegerkalong. Dikutip dari salah satu staf kelurahan Gegerkalong dikatakan bahwa angka kemiskinan di Gegerkalong relatif meningkat di tahun 2022. Hal tersebut disebabkan karena adanya perkembangan penduduk di wilayah gegerkalong dan urbanisasi masyarakat. Selain itu, animo masyarakat terkait dengan kebijakan pendidikan yang menggunakan sistem zonasi membuat banyaknya pendatang dari luar kota Bandung ke Bandung untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.
Dalam rangka mencapai tujuan desa tanpa kemiskinan, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pemerintah desa harus saling bekerja sama dalam meningkatkan pendapatan penduduk miskin, menjamin akses terhadap pelayanan dasar, serta memberikan bantuan-bantuan baik itu BPNT, KIS, KIP, dll.
Setelah melakukan pendataan di kelurahan Gegerkalong masih banyak warga yang belum terdaftar ke dalam DTKS dan belum mendapatkan bantuan. Bantuan kesejahteraan sosial (BANSOS) di Kelurahan Gegerkalong masih belum merata, dikarenakan kuota yang diberikan oleh pemerintah tidak cukup untuk menjangkau masyarakat miskin. Selain itu, akses bantuan pendidikan pun masih terbilang sulit sebab tiap warga akan mendapatkan akses bantuan jika masyarakat tersebut masuk ke seluruh indikator kemiskinan. Sedangkan sebagian warga hanya memerlukan beberapa bantuan dari pemerintah, bukan keseluruhan bantuan yang dicantumkan ke dalam indikator kemiskinan.
Tantangan kemiskinan tersebut tidak membuat masyarakat menyerah dengan kesulitan hidup yang mereka alami. Oleh sebab itu, masyarakat di Kelurahan Gegerkalong memanfaatkan lokasi Gegerkalong yang dekat dengan kampus-kampus ternama di Bandung untuk mengembangkan Usaha Buket Bunga yang seringkali dibutuhkan oleh para mahasiswa ketika perayaan kelulusan.
Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 1 UPI telah mengadakan seminar dan workshop pada hari Sabtu, 30 Juli 2022 terkait dengan program kerja yang sudah dirancang sebelumnya. Tema yang diusung dalam kegiatan seminar dan workshop adalah “Mewujudkan Masyarakat Berdaya dan Berdampak Melalui Karya”. Kegiatan diawali dengan seminar pola pikir yang disampaikan oleh Ryfa, Mahasiswa UPI Jurusan Psikologi. Kemudian dilanjutkan oleh M. Sultan Agung Mahasiswa UPI Jurusan Bimbingan dan Konseling yang memberikan seminar mengenai strategi mengelola keuangan keluarga.
Pelatihan pembuatan buket bunga yang diberikan oleh mahasiswa tersebut, didedikasikan sebagai wadah pembekalan kreativitas masyarakat setempat untuk mendorong tingkat pendapatan maupun pengenalan sektor pariwisata (florist) dalam lingkup kecil sebagai salah satu upaya untuk mengatasi dan mengantisipasi kenaikan angka kemiskinan penduduk setempat. Workshop pembuatan buket bunga ini di bawakan oleh Ema Ernayani, Mahasiswa UPI jurusan Manajemen.
Kehadiran mahasiswa UPI di tengah masyarakat, membantu perubahan pola pikir masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Mahasiswa memberikan contoh yang baik dan berkesan kepada masarakat. Masyarakat pun menyambut baik kehadiran mahasiswa UPI dengan sangat antusias, terlihat dari partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa.
Seperti yang kita ketahui, bahwa pandemi Covid-19 ini menyebabkan aktivitas masyarakat menjadi terhambat, baik dari sektor perekonomian, pendidikan, bahkan hubungan sosial. Kendati demikian, keinginan masyarakat Gegerkalong RW 06 untuk bangkit dari keadaan tersebut sangat tinggi, tentu saja peran sumber daya manusia masyarakat RW 06 ini berperan penting demi kebangkitan perekonomiannya, satu per satu masyarakat mulai membuka usaha untuk mensejahterakan keluarganya. Optimis bangkit menjadi paradigma baru, masyarakat Gegerkalong memiliki keyakinan untuk bisa pulih pada berbagai sektor perekonomian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI