Mohon tunggu...
Fadhli Harahab
Fadhli Harahab Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Tertarik di bidang sospol, agama dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Penguasa

18 Oktober 2020   04:33 Diperbarui: 18 Oktober 2020   04:47 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perilaku Daud tentu bertolak belakang jika dibandingkan dengan kebanyakan  penguasa saat ini. Meski telah memiliki gaji dan tunjangan yang besar, tetap saja keinginan untuk terus mengumpulkan, menimbun bahkan mengambil uang rakyat masih saja dilakukan. 

Aneh betul, kekuasaan yang hanya sejengkalpun mampu dimanfaatkan untuk mengeruk uang rakyat. Memanfaatkan celah sesempit apapun untuk merampok. Level terendah sampai yang paling tinggi bermental pemain, pedagang proyek, dan tukang kibul.

Bahkan, mesin kontrol kekuasaan yang diciptakan sekalipun tak luput dari infiltrasi para penikmat syahwat, mafia kasus dan para penjahat bertopeng penegak keadilan. 

Mengerikan memang jika kekuasaan tidak bisa lagi dikontrol. Manusia sekelas malaikat pun bisa terjebak dalam kerakusan dan kesewenang-wenangan. Banyaknya alat kontrol dirasa percuma juga jika diisi oleh kaum yang tak berintegritas.

Justru yang terjadi adalah saling bancak, saling sandera yang ujung-ujungnya mencari keuntungan pribadi dan kelompok. Dan penulis pikir ini bukan lagi persoalan rahasia internal tertapi sudah menjadi rahasia umum. 

Sang Penguasa (Al-Mulk) 

Hakikat kekuasaan adalah limpahan dari Sang Penguasa. Artinya, kuasa merupakan anugerah yang dititipkan, dipercayakan kepada yang diberi kuasa. Segala sesuatu yang diberi kuasa pasti mempunyai kekuatan tertentu untuk melindungi diri.

Sebesar apapun kuasa memungkinkan memiliki karakter, keunikan dan keterbatasan. Begitu pula sebaliknya. Perhatikan singa, dengan aumannya saja banyak binatang akan terbirit-birit lari. 

Tetapi singa tidak bisa berbuat apa-apa jika tercebur di air atau masuk gundukan tanah. Sebaliknya, cacing atau semut akan bertahan apabila berada di dalam tanah, meskipun lebih lemah dari pada singa. 

Dalam konteks kekuasaan manusia, Sang Penguasa mengilhaminya dengan akal pikiran yang kemudian melahirkan berbagai bentuk pemerintahan negara dengan bermacam sistem politik. Mulai sistem paling primitif (kuno) hingga paling modern. 

Secara keseluruhan, bentuk kekuasaan itu berfungsi untuk menjaga dan melindungi segenap jiwa dan raga rakyatnya. Namun ironis, kekuasaan yang seharusnya digunakan sebagai alat untuk mengabdi, menjaga dan mengayomi justru kerap disalahgunakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun