Mohon tunggu...
Fadhil Nugroho Adi
Fadhil Nugroho Adi Mohon Tunggu... Penulis Paruh Waktu

Pembelajar, penyampai gagasan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Senin, Overthinking, dan Stoicism

21 September 2025   21:34 Diperbarui: 21 September 2025   21:38 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mindfulness. Source: wallpapersafari.com

Selain mindfullness, ada lagi satu istilah yang cukup kekinian, yaitu Stoicism. Meminjam tulisan dari Darius Foroux, cara berpikir Stoic mendorong kita untuk mengembangkan pengendalian diri, tangguh, dan melatih kemampuan untuk mengatasi emosi yang destruktif. Konsep Stoicism sendiri, menurut sejarahnya, pertama kali diperkenalkan Zeno dari Citium di Athena pada abad ke-3 SM. Stoicism kemudian dikembangkan dan dipopulerkan oleh para pemikir seperti Marcus Aurelius, Seneca, dan Epictetus. 

Dalam Stoicism ada empat kebajikan utama. Mengutip dari Daily Stoic, empat kebajikan itu adalah Wisdom (kebijaksanaan), Courage (keberanian), (Justice) keadilan, dan Temperance (pengendalian diri).

Kebijaksanaan berarti kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, serta memahami dunia dan sifat manusia. In the world of begitu massifnya berita-berita yang membuat takut dan cemas, hal penting yang harus dimiliki hari-hari ini adalah kemampuan untuk membedakan antara tumpukan informasi yang bertebaran di luar sana dan kebijaksanaan sejati yang Anda butuhkan untuk menjalani hidup yang baik.

Keberanian adalah kekuatan untuk menghadapi rasa takut, penderitaan, atau tantangan dengan keteguhan, termasuk keberanian moral untuk membela kebenaran. Dalam bahasa lain, "Kadang hidup ngasih ujian bukan buat menjatuhkan, tapi buat ngetes: kamu tipe yang gimana? Punya nyali atau enggak? Berani hadapi masalah atau malah kabur? Berdiri tegak atau pasrah digilas? Jangan lihat tantangan sebagai beban, lihat itu sebagai kesempatan buat nunjukin siapa kamu sebenarnya."

Keadilan mencakup perlakuan adil terhadap orang lain, menjunjung integritas dan kejujuran demi kebaikan bersama. Justice is a key. Keadilan adalah "sumber dari semua kebajikan lainnya." Sepanjang sejarah, para Stoic terus mendorong dan membela nilai keadilan walau seringkali dengan risiko besar dan keberanian luar biasa demi melakukan hal-hal besar dan membela orang-orang serta ide-ide yang mereka cintai.

Sementara pengendalian diri adalah kemampuan untuk menguasai keinginan dan menjaga keseimbangan dalam hidup. Inti dari pengendalian diri adalah "tidak melakukan sesuatu secara berlebihan, melakukan hal yang benar, dalam jumlah yang tepat, dengan cara yang tepat." Karena seperti kata Aristoteles, "Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Maka, sesuatu yang excellence bukanlah tindakan sesaat, tapi kebiasaan." Excellence adalah kualitas luar biasa yang terbentuk dari kebiasaan baik yang dilakukan terus-menerus.

Sekarang coba mencocokkan Senin dengan cara pikir dari para pemikir hebat ini.

Jika selama ini Senin diidentikkan dengan hari yang mencekam, mari membuat Senin menjadi momen dimana kita memusatkan diri pada kinerja yang terbaik dan berintegritas tanpa disusupi pikiran negatif, melakukan segala sesuatu dalam keadaan yang "pas" dan tidak berlebihan, serta bijak dan bernyali besar dalam menghadapi task-task baru.


So,

selamat kembali bekerja di hari Senin, selamat merayakan Senin dengan gembira.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun