Cikasungka (11/08/2022), Kegiatan konsumsi dan produksi selalu menghadirkan sampah yang menjadi permasalahan klasik yang sulit terpecahkan. Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin banyak juga sampah rumah tangga yang dihasilkan. Jika tidak ditangani dengan tepat, maka akan menjadi masalah besar yang akan merugikan manusia sendiri maupun lingkungan. Sampah rumah tangga berupa limbah organik yang dibiarkan membusuk akan menimbulkan bau menyengat dan berpotensi menimbulkan ledakan jika dibiarkan menumpuk diruang tertutup yang minim oksigen. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi dampak limbah organik bagi lingkungan adalah dengan mengolah limbah yang terbuang menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai.
Seperti halnya yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa KKN Tematik UPI yang mengabdi di desa Cikasungka, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Kelompok mahasiswa ini melakukan sosialisasi pemanfaatan limbah organik dari kulit pisang menjadi pupuk organik cair dan pupuk kompos. Pisang sendiri merupakan bahan konsumsi yang tersedia cukup banyak dan diolah menjadi berbagai macam cemilan yang disukai oleh masyarakat Indonesia. Dengan itu, limbah kulit pisang juga sering ditemui menggunung dan bercampur dengan sampah lainnya. Menurut literatur, kulit pisang berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk organik baik cair maupun padar karena memiliki kandungan kalium yang dapat bermanfaat untuk kesuburan tanah, juga ada potasium untuk meningkatkan kelembaban tanah dan dapat membantu akar dalam menyerap nutrisi, sehingga sangat disayangkan jika kulit pisang dibuang begitu saja.
Pembuatan pupuk organik cair juga sangat mudah dan tidak memerlukan alat bahan yang banyak. Dalam mengefektifkan manfaatnya, hanya dibutuhkan tambahan EM4 dan Air Cucian Beras saja. EM4 (Effective Microorganism-4) merupakan campuran mikroorganisme seperti Lactobacillus, Saccharomyces, bakteri fotosintetik, dan jamur pengurai selulosa yang mampu mempercepat penguraian bahan organik secara alami. Dengan tambahan mikroorganisme ini, maka pupuk yang dibuat akan lebih efektif dalam penyerapan ke tanah dan ke tanaman.
Berikut adalah beberapa langkah dalam pembuatan pupuk organik cair dari kulit pisang:
- Kulit pisang dipotong atau dicacah hingga kecil kemudian dimasukan ke dalam botol
- Dimasukan 1 liter air cucian beras
- Ditambahkan 10 ml EM4
- Didiamkan dalam botol tertutup selama 2 hari
- Setelah 2 hari, pupuk bisa disaring dan ampasnya bisa digunakan kembali sebagai pupuk kompos
- Pupuk organik cair bisa digunakan dengan mengencerkan kembali dengan air dengan perbandingan 1:5
Pupuk ini dapat digunakan 2 minggu sekali dalam masa pertumbuhan tanaman. Selain kulit pisang, banyak juga bahan organik yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair seperti, kotoran hewan, cangkang telur, ampas kopi dan lain lain. Ampas kulit pisang sisa pembuatan pupuk organik cair pun masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dengan mencampurkannya dengan arang sekam dan tanah.
Dengan menyuguhkan poster dan video tutorial pembuatannya, kelompok mahasiswa yang dibimbing oleh Drs. Faqih Samlawi, M.A., CFP., sebagai dosen pendamping lapangan ini melakukan sosialisasi secara langsung kepada SDIT AR-RAFI BABUSSALAM, ditambah dengan sosialisasi secara daring melalui media sosial Instagram agar materi tersampaikan secara luas dan tidak terbatas. Dalam poster ini disisipkan link dan barcode tutorial pembuatan pupuknya sehingga memudahkan pembaca untuk lebih memahami cara pembuatan pupuknya serta dapat mempraktekannya secara langsung di rumah masing-masing.
Video tutorial pembuatan Pupuk dari Limbah Kulit Pisang
