Mohon tunggu...
Fadhilah
Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Tidar

Saya seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang menyukai dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca, Berbagi, Berdaya: Inisiatif Zona Literasi di Perpustakaan SMP Negeri 8 Magelang

2 September 2025   09:26 Diperbarui: 2 September 2025   09:26 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Zona Literasi (Sumber: penulis)

Di era digital, tren minat baca siswa menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan akibat gempuran konten instan yang menarik secara visual. Ketergantungan pada gawai, serbuan video pendek di media sosial, dan permainan daring telah menciptakan persaingan ketat yang membuat buku tampak lambat dan kurang menarik. Akibatnya, aktivitas membaca yang membutuhkan fokus dan imajinasi mendalam sering kali dikesampingkan, dan banyak siswa memandang jika membaca bukan sebagai hiburan atau sumber pengetahuan, melainkan sebagai tugas yang membosankan. Ketergantungan terhadap gawai dan paparan konten hiburan instan secara signifikan telah menggeser posisi buku dari sumber ilmu dan imajinasi menjadi sekadar tumpukan kertas yang membosankan untuk digunakan. Fenomena ini menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan, karena kemampuan literasi adalah fondasi utama bagi pengembangan nalar kritis dan wawasan para generasi penerus bangsa.

Menjawab tantangan tersebut, sekolah sebagai garda terdepan pendidikan memegang peranan krusial dalam menumbuhkan kembali budaya membaca. Berbagai upaya dilakukan, dan salah satu solusi sederhana namun efektif yang kini semakin populer adalah kehadiran zona literasi. MKT (Magang Kependidikan Terintegrasi) Untidar menggandeng Perpustakaan Mutiara Ilmu SMP N 8 Magelang untuk menciptakan zona literasi, hal ini bukan sekadar menyediakan akses terhadap buku, tetapi lebih jauh lagi, bertujuan menciptakan sebuah ruang yang nyaman dan menarik agar siswa dapat berinteraksi dengan dunia literasi secara santai dan menyenangkan, mengubah citra membaca dari sebuah kewajiban menjadi kebutuhan.

Literasi merupakan fondasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis, literasi menuntut keterampilan berpikir kritis, analitis, serta kemampuan memahami informasi secara mendalam. Sayangnya, realitas di Indonesia menunjukkan bahwa persoalan literasi masih jauh dari ideal. Survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-68 dari 81 negara dalam aspek membaca. Data ini menjadi alarm keras bahwa kualitas literasi generasi muda kita masih perlu perhatian serius.

Keberadaan Zona Literasi di sekolah menjadi langkah sederhana tetapi strategis. Zona Literasi tidak hanya menyediakan ruang alternatif bagi siswa untuk membaca santai di luar kelas, melainkan juga berfungsi sebagai sarana menumbuhkan budaya membaca melalui akses bacaan ringan yang lebih mudah dijangkau. Lebih jauh, zona ini dapat menjadi media pengembangan kreativitas siswa---misalnya dengan menulis resensi, membuat catatan reflektif, atau menginisiasi diskusi kecil yang mendorong keterampilan berpikir kritis. implementasi Zona Literasi masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, minimnya koleksi buku yang relevan dan menarik bagi siswa membuat zona literasi kerap terabaikan. Kedua, kurangnya keterlibatan guru dan orangtua dalam menghidupkan ruang tersebut menjadikannya sekadar formalitas tanpa nyawa. Ketiga, derasnya arus digitalisasi menghadirkan distraksi baru: gawai dan media sosial yang lebih memikat perhatian anak dibanding bacaan cetak.

Pemanfaatan karya siswa sebagai bagian dari koleksi juga dapat menjadi stimulus agar mereka lebih percaya diri sekaligus mencintai literasi. Selain itu, zona literasi perlu dikelola secara kreatif dan interaktif, misalnya dengan kegiatan membaca bersama, lomba menulis, atau forum diskusi yang melibatkan siswa lintas kelas. Zona Literasi hendaknya dipandang bukan sebagai sudut kecil yang sekadar memenuhi instruksi kebijakan, melainkan sebagai ruang strategis yang menumbuhkan ekosistem literasi. Harapan besar terletak pada bagaimana ruang sederhana ini mampu melahirkan generasi yang kritis, kreatif, dan berdaya saing. Jika literasi adalah kunci peradaban, maka Zona Literasi adalah pintu kecil yang mengantar generasi muda menuju masa depan yang lebih tercerahkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun