Dalam menghadapi tantangan kesehatan ibu dan anak di era digital, Puskesmas Gamping I Sleman menghadirkan sebuah inovasi unik bernama “Mama Minta Info”. Program ini menjadi bagian dari transformasi pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi yang menyasar edukasi ibu hamil, terutama yang tergolong berisiko tinggi.
Tingginya angka kematian ibu dan bayi masih menjadi tantangan utama dalam layanan kesehatan primer. Data internal Puskesmas Gamping I menunjukkan bahwa sekitar 38,13% ibu hamil tergolong berisiko tinggi, angka yang jauh di atas estimasi nasional. Di sisi lain, keterbatasan akses informasi dan edukasi kesehatan menjadi faktor yang memperburuk kondisi ini.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, sejak tahun 2017, inovasi “Mama Minta Info” hadir sebagai pendekatan promotif dan preventif melalui penggunaan SMS dan layanan e-counseling 24 jam. Program ini dirancang untuk menjembatani keterbatasan akses ibu hamil terhadap edukasi kesehatan, sekaligus memperluas jangkauan layanan bidan melalui pendekatan digital yang sederhana dan familiar. Dalam upaya pengembangan sistem informasi ini, Puskesmas Gamping I menjalin kolaborasi strategis dengan mahasiswa Magister Kebidanan dan mahasiswa Teknologi Informasi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta. Kolaborasi ini melahirkan rancangan sistem edukasi berbasis digital yang terintegrasi, modern, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat. Mahasiswa kebidanan memberikan insight berbasis praktik lapangan dan kebutuhan pasien, sementara mahasiswa TI merancang solusi teknologinya secara teknis dan aplikatif. Sinergi ini menjadi contoh nyata implementasi interdisipliner dalam transformasi pelayanan kesehatan.
Program "Mama Minta Info" ini terdiri dari beberapa layanan utama, yaitu:
SMS Bunda: Edukasi berkala melalui SMS tentang kehamilan, persalinan, hingga perawatan bayi.
E-Counseling 24 Jam: Konsultasi daring yang dapat diakses kapan saja.
Kunjungan Rumah oleh Tim Terpadu: Pendekatan komunitas untuk memantau kondisi kesehatan langsung di rumah pasien.
Kolaborasi Lintas Sektor: Penguatan program melalui peran kader, promkes, dan tenaga kesehatan dari berbagai program.
Meskipun memberikan dampak signifikan, evaluasi dengan pendekatan HOT (Human, Organization, Technology) menunjukkan bahwa inovasi ini masih menghadapi beberapa tantangan, di antaranya:
Media komunikasi terbatas: SMS bersifat satu arah dan tidak mendukung materi visual seperti poster atau video.
