Mohon tunggu...
Fachry Hamdani
Fachry Hamdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendaki

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Perspektif Islam Qabil dan Habil

16 Desember 2022   01:02 Diperbarui: 16 Desember 2022   01:07 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ali Syari'ati merupakan tokoh sosiolog dalam bidang sosiologi agama. Ali Syari'ati lahir pada tanggal 23 November tahun 1933 di Kahak, Iran, dan meninggal pada tanggal 18 Juni tahun 1977 di Southampton, Inggris. Dalam membentuk teorinya Ali Syari'ati mengambil beberapa sumber Louis Massiggnon, Jacques Berque, Henri Bergson, dan Albert Camus. Ali Syari'ati mengungkapkan bahwa konsep perspektif Islam itu terbagi menjadi dua bagian yaitu struktur Qabil dan struktur Habil. Struktur Qabil itu mempunyai pemikiran universal yang mana pengakuannya sangat diyakini oleh masyarakat khususnya para pemimpin sehingga sangat diakui terutama dalam segi politik, ekonomi dan agama, sedangkan Habil hanya masyarakat biasa yang menentang pendapat Qabil.

Konsep Qabil dan Habil dikemukakan oleh Ali Syari'ati dalam bukunya yang berjudul Paradigma Kaum Tertindas. Buku ini menjelaskan konsep Ali Syari'ati mengenai Qabil dan Habil sebagai perbandingan antara masyarakat yang memiliki kekuasaan dengan masyarakat biasa. Qabil dan Habil adalah relasi terhadap masyarakat kontemporer dan konsepsi masyarakat serta manusia ideal. Menurut pemahaman saya penggunaan yang sewenang-wenang dan berlebihan dapat menyebabkan kerugian besar dan bahkan bisa mengakibatkan pembunuhan orang yang tidak bersalah. Keserakahan manusia untuk menguasai seluruh aspek dalam kehidupan perlu dikurangi bahkan dihentikan. Sebagai manusia seharusnya memanfaatkan semua aspek dengan baik dan secukupnya. 

Saya mempunyai seorang teman yang sudah saya kenal sejak kecil. Setelah dewasa teman saya kemudian membuka usaha dan menjadi pemilik, sedangkan saya masih belum mempunyai apa-apa. Pada suatu hari saya menjadi seorang karyawan, sedangkan teman saya menjadi tuan saya. Teman saya tetaplah seorang pemilik dan tidak perlu payah-payah bekerja, sedangkan saya tetap saja tak mempunyai apa-apa dan harus bekerja keras.

Daftar Referensi

Ali Rahnema, Ali Syari'ati: Biografi Politik Intelektual Revolusioner (Jakarta: Erlangga, 2002).

John L. Esposito, Islam and Politics (New York: Syracuse University Press, 1987).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun