Mohon tunggu...
Fachrul Khairuddin
Fachrul Khairuddin Mohon Tunggu... Akuntan

Terus Menulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sejarah The Dream Team AC Milan

13 Februari 2011   12:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:38 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi juara Piala Champions 1988-1989

Silvio Berlusconi ‘tak perlu berpikir panjang untuk membeli AC Milan pada 1986. Dia ambisius, dia memiliki banyak uang, dan dia gila sepak bola. Dia kemudian meretas jalan untuk mengantar Milan menuju tangga kesuksesan di seri A Liga Italia dan di Piala Champions Eropa. Jalan yang akhirnya melahirkan julukan The Dream Team bagi Milan.

[caption id="" align="alignnone" width="400" caption="Berlusconi saat Milan juara Liga Champions 2007"][/caption] Langkah awal, Berlusconi mencoba membangun skuad solid di tubuh Milan. Pelatih Arigo Sachi direkrut untuk meracik strategi tim; duo Belanda didatangkan: Marco Van Basten dari Ajax Amsterdam dan Ruud Gullit dari PSV Eindhoven. Duo Belanda tersebut kemudian dipadukan oleh Sachi dengan pemain-pemain lokal Italia: Giovani Galli, Franco Baresi, Mauro Tasotti, Alesandro Costacurta, Paolo Maldini, Angelo Colombo, Carlo Anceloti, Alberigo Evani, dan Roberto Donadoni.

[caption id="" align="alignleft" width="190" caption="Arigo Sachi bersama Franco Baresi"][/caption] Hasilnya, tanpa menunggu lama, Milan meraih gelar Seri A setahun berikutnya, yaitu pada musim 1987-1988. Milan meraih posisi puncak dengan meraih poin tertinggi 45, selisih tiga poin di atas peringkat dua, Napoli.

Musim berikutnya, 1988-1989, Milan tidak mampu mempertahankan gelar seri A-nya meskipun mendapat tambahan satu lagi pemain baru asal Belanda, Frank Rijkard, yang direkrut dari Real Zaragosa. Milan hanya mampu menduduki peringkat tiga dengan poin 46, selisih 12 poin di bawah sang juara, Inter Milan, yang diperkuat trio Jerman: Lothar Matheus, Juergen Klinsman, dan Andreas Brehme. Namun, di Piala Champions, Milan berhasil tampil maksimal sebagai juara dengan menghancurkan Steaua Bucharest yang diperkuat George Hagi, 4-0 tanpa balas. Gol dicetak oleh Gullit dan Van Basten, masing-masing dua gol.

Gelar Piala Champions kembali dipertahankan Milan di musim berikutnya, 1989-1990, setelah mengalahkan Benfica di partai final melalui gol tunggal Rijkard. Gelar Piala Super Eropa dan Piala Toyota juga berhasil diraih dengan mengalahkan Barcelona 2-1 agregat dan Atletico Nacional 1-0. Namun, di Seri A, Milan kembali gagal menjadi juara setelah hanya menduduki peringkat dua dengan poin 49, selisih dua poin di bawah sang juara, Napoli, yang diperkuat Diego Armando Maradona dan Ciro Ferrara.

[caption id="" align="alignnone" width="656" caption="Selebrasi juara Piala Champions 1988-1989"]

Selebrasi juara Piala Champions 1988-1989
Selebrasi juara Piala Champions 1988-1989
[/caption] [caption id="" align="alignnone" width="656" caption="Selebrasi juara Piala Champions 1989-1990"]
Selebrasi juara Piala Champions 1989-1990
Selebrasi juara Piala Champions 1989-1990
[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="594" caption="Carlo Ancelotti mengangkat Piala Champions bersama Franco Baresi"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="594" caption="Gullit mengangkat Piala Champions"][/caption]

Musim 1990-1991, Milan kembali gagal menjuarai seri A setelah lagi-lagi berada di peringkat dua dengan poin 46, selisih lima poin di bawah Sampdoria. Begitu juga dengan Piala Champions, Milan gagal mempertahankannya setelah kalah dari Marseile di perempat final dengan skor 1-4 agregat. Namun, Milan berhasil mempertahankan Piala Super Eropa dan Piala Toyota setelah mengalahkan Sampdoria 3-1 agregat dan Olimpia 3-0. Di musim ini juga, Milan menjual dua pemain emasnya, yaitu Angelo Colombo ke Bari dan kiper Giovani Galli ke Napoli. Untuk mengganti kiper, Milan merekrut Sebastiano Rossi dari Cessena. Musim ini menjadi akhir kejayaan bagi The Dream Team I.

[caption id="" align="alignnone" width="450" caption="The Dream Team I"][/caption] Skuad Inti The Dream Team I, pelatih: Arigo Sachi; kiper: Giovani Galli; bek: Franco Baresi, Alesandro Costacurta, Mauro Tasotti, Paolo Maldini; gelandang: Frank Rijkard, Angelo Colombo/Alberigo Evani, Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti; striker: Marco Van Basten, Ruud Gullit.

Prestasi: juara Seri A 1987-1988, Piala Super Italia 1988, Piala Champions 1989 dan 1990, Piala Super Eropa 1990 dan 1991, Piala Toyota 1990 dan 1991.

Skuad The Dream Team I mampu membawa Italia ke Semi Final Piala Dunia 1990 di Italia. Mereka terhenti setelah kalah adu penalti dari Argentina yang merupakan juara bertahan.

*****

Musim 1991-1992, Milan mengalami masa transisi. Pelatih Sachi keluar karena berseteru dengan Van Basten; posisinya kemudian digantikan oleh Fabio Capello. Di musim ini juga turut bergabung gelandang muda berbakat, Demitrio Albertini, yang direkrut dari Padova. Hasilnya luar biasa, Milan kembali menjuarai seri A dengan poin 56, selisih delapan poin di atas peringkat dua, Juventus, yang diperkuat oleh Roberto Baggio.

[caption id="" align="alignnone" width="416" caption="Cappello, Papin, Boban, Albertini, dan Tasotti"]

Cappello, Papin, Albertini, dan Tasotti
Cappello, Papin, Albertini, dan Tasotti
[/caption] Kesuksesan berlanjut ke musim 1992-1993. Milan kembali memuncaki seri A dengan meraih poin 50, selisih empat poin di atas peringkat dua, Inter Milan. Namun sayang, kesuksesan tersebut tidak berlanjut ke Piala Champions setelah Milan dikalahkan Marseille 0-1 di partai final, partai yang juga membuat Van Basten mendapatkan cedera parah di bagian engkelnya yang kemudian membuatnya pensiun selamanya dari sepak bola. Di musim ini, Milan juga banyak merekrut pemain baru: Jean Piere Papin dari Marseile, Zvonimir Boban dari Bari, Dejan Savisevic dari Red Star Belgrade, Stefano Eranio dari Genoa, dan Gianluigi Lentini dari Torino.

Musim selanjutnya, 1993-1994, Milan kembali berbenah menyusul hengkangnya duo Belanda: Gullit ke Sampdoria dan Rijkard ke Ajax Amsterdam, plus cedera parah yang diderita Van Basten dan pensiunnya Carlo Ancelotti, serta semakin tuanya umur beberapa pemain: Mauro Tasotti dan Roberto Donadoni. Pemain-pemain baru pun direkrut: Marcel Desaily dari Marseille, Brian Laudrup dari Fiorentina, Cristian Panucci dari Genoa, dan Florin Radocioui dari Brescia.

Hasilnya mantap, Milan meraih sukses ganda: menjuarai Seri A dan Piala Champions. Di Seri A, Milan memuncaki klasemen dengan poin 50, selisih tiga poin di atas peringkat dua, Juventus. Di Piala Champions, Milan menghancurkan Barcelona yang diperkuat Romario dan Ronald Koeman, serta dilatih Johan Cruyf, 4-0 tanpa balas. Dua gol dicetak Massaro, dua gol lainnya dicetak oleh Savicevic dan Desaily. Di musim ini, Milan juga tampil di Piala Toyota menggantikan Marseille yang dihukum karena kasus suap, namun Milan kalah dari Sao Paolo 2-3.

[caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Selebrasi juara Seri A 1993-1994"]

juara Seri A 1993-1994
juara Seri A 1993-1994
[/caption] [caption id="" align="alignnone" width="450" caption="Selebrasi Panucci dan Savicevic saat juara Piala Champions 1994 "][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="594" caption="Selebrasi Cappello dan Marcell Deaily"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="594" caption="Selebrasi Albertini dan Desaily"][/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="594" caption="Selebrasi seluruh tim saat juara Champions 1994"][/caption]

Musim 1994-1995, Milan gagal mempertahankan kesuksesannya. Gelar seri A direbut Juventus yang diperkuat Fabrizio Ravanelli, Gianluca Vialli, Didier Deschamps, dan pemain muda Alesandro Del piero. Di Piala Champions, Milan dikalahkan Ajax Amsterdam di partai final 0-1 melalui gol tunggal Patrick Kluivert. Di Piala Toyota, Milan juga kalah 0-2 dari Vales Sarsfield yang diperkuat kiper tangguh Jose Luis Chilavert. Gelar Piala Super Eropa menjadi gelar satu-satunya setelah Milan mengalahkan Arsenal 4-1 agregat. Musim ini menjadi akhir kejayaan dari The Dream Team II.

[caption id="" align="alignnone" width="400" caption="The Dream Team II"][/caption] Skuad inti The Dream Team II, pelatih: Fabio Capello; kiper: Sebastiano Rossi; bek: Franco Baresi, Alesandro Costacurta, Mauro Tasotti/Cristian Panucci, Paolo Maldini; gelandang: Marcel Desaily, Demitrio Albertini, Zvonimir Boban, Roberto Donadoni/Stefano Eranio; penyerang: Danielle Massaro/Marco Simone, Dejan Savicevic.

Prestasi: Juara Seri A 1991-1992, 1992-1993, dan 1993-1994; juara Piala Italia 1992, 1993, dan 1994; juara Piala Champions 1994; Runner Up Piala Champions 1993 dan 1995; juara Piala Super Eropa 1995; Runner Up Piala Toyota 1994 dan 1995.

Skuad The Dream Team II mampu mengantarkan Italia ke final Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Sayang mereka kalah -lagi-lagi lewat adu penalti- dari Brazil yang diperkuat Romario dan Bebeto.

*****

Selama 1995 hingga 2001, Milan membeli beberapa pemain bintang untuk memperkuat skuad. Ada yang berhasil; Ada yang gagal. Mereka yang berhasil di antaranya Roberto Baggio dan George Weah yang berhasil membawa Milan juara Seri A musim 1995-1996; Oliver Bierhoff yang berhasil membawa Milan juara Seri A musim 1998-1999, dan Andriy Shevchenko yang berhasil menciptakan 26 gol dan menjadi top skor Seri A, namun keberadaan mereka belum berhasil menciptakan The Dream Team baru.

Musim 2001-2002, Milan kembali berbenah. Pemain-pemain baru berkualitas didatangkan: Gennaro Gattuso dari Salernitana dan Rui Costa dari Fiorentina. Namun, musim ini, Milan tetap tidak mampu menggeser dominasi Juventus.

Musim berikutnya, 2002-2003, pemain-pemain baru kembali didatangkan: Clarence Seedorf dan Andrea Pirlo dari Inter Milan, Filippo Inzhagi dari Juventus, Serginho dari Cruzeiro Brazil, Fernando Redondo dari Real Madrid, dan Rivaldo dari Barcelona. Pelatih baru juga direkrut untuk mengolah strategi tim, yaitu Carlo Ancelotti, mantan pemain Milan era The Dream Team I.

Hasilnya, Milan berhasil merebut juara Coppa Italia dengan mengalahkan AS Roma 6-3 agregat dan merebut Piala Champions dengan mengalahkan Juventus lewat drama adu pinalti 3-2 (0-0).

[caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Selebrasi seluruh tim saat juara Champions 2003"]

Selebrasi seluruh tim saat juara Champions 2003
Selebrasi seluruh tim saat juara Champions 2003
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun