Mohon tunggu...
Fachrul Hidayat
Fachrul Hidayat Mohon Tunggu... Insinyur - Petani

Seorang Petani. Menulis kalau sempat dan naik gunung kalau ada yang ajak. Personal blog: fachrulhyd.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Infeksi Virus Corona Bukanlah Aib!

1 April 2020   08:49 Diperbarui: 3 April 2020   10:44 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coronavirus Disease atau umum disebut Covid-19 masih menjadi pandemik yang mengguncang dunia kesehatan global sampai hari ini. Sejak diumumkan sebagai kasus pertama Desember 2019 lalu di Wuhan, China, virus ini telah menjangkiti 199 negara. Update website Worldometers mencatat, per hari ini (27/3/2020) kasus Covid-19 di seluruh dunia telah menyentuh angka 596.731jiwa, dengan total kematian 27.352 jiwa.

Indonesia sendiri menjadi negara yang sebulan terakhir berjibaku menanggung keganasan Covid-19. Hari ini, 26 hari sejak Presiden Jokowi mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia, jumlah kasus telah sampai di angka 1046 jiwa dengan total kematian 87 jiwa.

Musibah ini benar-benar menjadi prahara yang mengganggu kestabilan dunia.

Sayangnya, ditengah penanggulangan penyakit yang lebih terkenal dengan sebutan virus corona ini, muncul beberapa stigma di masyarakat yang justru amat menyedihkan. Kebanyakan orang menganggap bahwa terinfeksi virus corona adalah aib yang memalukan.

Entah barangkali akibat pemberitaan yang berlebihan atau memang sedemikian menakutkannya penyakit ini sehingga menimbulkan ketakutan berlebihan. Penularan virus yang sangat cepat dan penambahan kasus infeksi baru setiap hari, belakangan menjadi santapan berita sehari-hari masyarakat. Orang akhirnya menganggap bahwa infeksi virus corona ini menjatuhkan harga diri, sebab akan dijauhi teman-teman dan dikucilkan dari pergaulan.

Saya ingin menyampaikan bahwa virus corona bukanlah aib. Ia tak ubahnya seperti penyakit menular lain. Kurang lebih seperti penyakit flu, tuberkulosis, penyakit kulit, dan penyakit lain yang bisa berpindah ke orang lain. Dan penderita yang positif terjangkit virus corona memiliki peluang untuk sembuh, seperti halnya juga penyakit lain.

Menganggap virus corona sebagai aib adalah sangat berbahaya. Akhirnya akan ada banyak orang yang sebenarnya berpotensi terinfeksi virus corona tapi berusaha menutupi diri agar tidak mendapat pandangan buruk dari lingkungan. Akan ada orang yang mungkin saja tidak terinfeksi, hanya mengalami gejala yang mirip dengan gejala virus corona, seperti batuk dan bersin, namun tidak berani memeriksakan diri. Bahkan ada yang tidak mau terlihat sakit dihadapan orang lain, sampai menahan-nahan batuk dan bersin.

Beberapa hari lalu saya membaca berita tentang dr. Bambang Sutrisna, seorang dokter yang meninggal karena terpapar virus corona. Sebelumnya dokter ini memeriksa pasien yang ternyata telah lebih dahulu terjangkit virus corona, namun pasien ini tidak jujur bahwa ia telah positif corona. Ketidakjujuran pasien ini akhirnya membawa petaka bagi sang dokter.

Kemarin di Tarakan, Kalimantan Utara, seorang pasien dirawat di rumah sakit. Pasien ini tidak jujur tentang riwayat perjalanannya sebelumnya. Setelah sakitnya makin parah, baru ketahuan bahwa ia baru pulang dari bepergian ke Jakarta. Kita tahu Jakarta menjadi daerah dengan menyebaran virus corona terbanyak. Akhirnya semua dokter dan perawat yang berkontak dengan pasien ini berada dalam bahaya terjangkit virus corona.

Jika kita sering mendengar kisah pengkhianat dalam cerita peperangan, maka orang-orang seperti inilah pengkhianat dalam perang bangsa kita melawan virus corona. Mereka tidak punya hati nurani sedikitpun.

Tenaga kesehatan, dokter dan perawat adalah ujung tombak dalam penanggulangan virus corona. Mereka berdiri di baris terdepan, menghadapi maut demi menyelamatkan nyawa pasien. Mereka juga memiliki keluarga yang menunggu dirumah. Apa jadinya jika para dokter dan perawat ini tumbang hanya gara-gara kebodohan pasien-pasien yang tidak jujur mengakui sakitnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun