Mohon tunggu...
Rininda Mahardika
Rininda Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bukanlah jalan untuk memperoleh kesenangan serta mengisi waktu luang belaka. Hobi merupakan ruang untuk menampung segala skill non akademis di setiap insan. Tidak peduli kau suka menulis ataupun menggambar. Semuanya akan menjadikan pundi-pundi uang atau bahkan media pembelajaran bagi siapa saja yang mengasahnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Seorang Pencuri

28 November 2022   13:15 Diperbarui: 29 November 2022   08:38 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi lagi-lagi bocah laki-laki itu tidak berteriak maupun menjerit histeris dilihat dari ekspresinya. Dia terlihat tenang seolah tanpa beban. Lalu kau pun melanjutkan cerita.

"Sehari setelah upacara pemakaman Ayah dan ibuku, para warga memporak-porandakan rumah ini. Mereka begitu murka mengingat apa yang diperbuat orang tuaku semasa hidupnya Aku mencoba menghentikannya tapi aku justru ditangkap dan diikat di pohon besar itu sambil di ambang keputusasaan."

"Lalu?"

Kau mengambil jeda sejenak. "Kehadiranku tidak diterima di desa ini malah orang-orang sekitar menganggapku buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Daripada aku berkelana tanpa tahu arah dan diasingkan ke lain daerah, aku memutuskan mengakhiri hidup. Agaknya belakangan ini jiwaku tak bisa menyusul Ayah dan Ibu. Aku terperangkap dan makin tersesat."

"Jadi?" Elias penasaran.

"Untuk menebus dosa Ayah dan Ibu izinkan aku menjagamu sampai jiwaku dapat kembali. Karena akan ada banyak hal buruk yang menimpa bocah istimewa sepertimu. Kau akan kuanggap selayaknya adik sendiri. Apa kamu berkenan, Elias?"

"Terima kasih, Kak. Dengan senang hati aku menerima, Kakakku yang baik. Kau tidak sejahat yang  kukira."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun