Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Fenomena Tik Tok yang Membuat Resah Kalangan Muslimah Muda Masa Kini

8 Juli 2018   14:30 Diperbarui: 8 Juli 2018   14:34 2040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Biang keladi Generasi Alay*

Sejatinya Bowo dan para selebgram lainnya adalah korban kemajuan teknologi di era globalisasi, sementara fansnya adalah korban rusaknya sistem yang mengagungkan kebebasan. Inilah buah nyata dari sistem sekuler yang diterapkan saat ini, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem sekuler menjadikan agama hanya sebatas ritual, disepelekan, bahkan dihinakan.

Hasilnya, remaja zaman now mengalami krisis identitas. Tidak memahami jati dirinya. Jauh dari agama dan lebih memilih gaya hidup bebas sebebas-bebasnya, semaunya, dan kebablasan.

Sedihnya, kebanyakan remaja yang kebablasan itu adalah remaja Islam yang terjerumus mengikuti gaya hidup bebas ala Barat. Barat dijadikan kiblat dalam menjalani kehidupan. Halal dan haram tidak lagi dijadikan sebagai standar berbuat. Yang penting trendi dan bisa meraih eksistensi diri. Yang penting terpuaskan segala hasrat. Beginilah kebanyakan remaja zaman now! Wallhasil, kehidupan remaja Islam yang serba bebas ini tidak membawa maslahat bagi dirinya apalagi untuk umat.

Sebaliknya, mudharat atau kerusakan siap menerkam dan mencabik-cabik remaja saat ini. Hidup tanpa aturan  memang ibarat hidup dalam rimba. Semrawut tak tentu arah dan menghantarkan pada binasa. Karena begitulah hakikat kebebasan, biang dari kebinasaan.

Selain sistem sekuler yang rusak dan merusak, sistem kapitalis yang menjadi pondasi ekonomi negeri ini juga berkontibusi besar merusak generasi zaman now. Sistem kapitalis selalu berhasrat meraup keuntungan besar. Walhasil penggunaan media yang menguntungkan para kapitalis tidak selalu memperhatikan bagaimana dampak media bagi generasi. 

Penggunaan media tanpa batas seperti pada aplikasi Tik Tok di kalangan remaja terus dieksplor untuk memenuhi hasrat para kapital. Terbukti ketika aplikasi tik tok diblokir, namun karena desakan para kapitalis Cina yang tak ingin merugi, penguasa negeri ini menjanjikan aplikasi ini akan dibuka kembali aksesnya dengan catatan pihak pengelola memperbaiki konten aplikasinya. 

Lalu  adakah jaminan dengan perbaikan konten aplikasi tersebut para remaja Indonesia tidak akan terjerumus pada perilaku sia-sia lewat aktifitas tak bermanfaat seperti sebelumnya? Apakah ada jaminan mereka terhindar dari pemikiran dan perilaku liberal ketika mereka terus dibiarkan bebas beraksi di Tik Tok atau pun aplikasi lainnya?

Sebagai seorang muslim sudah seharusnya tata nilai agama dijadikan standar dalam memilih dan memilah hal-hal positif dan negatif dari globalisasi, termasuk media. Tak dipungkiri lingkungan keluarga, yaitu orang tua khususnya Ibu sebagai sekolah yang pertama dan utama bagi anak sangat bertangungjawab dalam mempengaruhi standarisasi anak-anaknya. 

Apalagi di masa remaja, dimana mereka dalam fase mencari pengakuan diri, sangat penting bagi para orang tua memberikan apresiasi dan menanamkan tentang hakikat diri. Orangtualah yang memiliki andil sangat besar dalam meletakkan dasar-dasar kepribadian Islam sejak awal, agar remaja memiliki cara berfikir dan bersikap yang dilandasi oleh akidah Islam.

Penanaman nilai keimanan oleh orang tua yang ditempuh melalui kesadaran merupakan bagian terpenting dan paling mendasar. Orang tua harus meyakinkan anaknya bahwa manusia adalah makhluk Allah SWT, tujuan hidup untuk beribadah kepada Allah, dan setelah kehidupan akan ada balasan atas perbuatan manusia baik ataupun buruk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun