Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Fenomena Tik Tok yang Membuat Resah Kalangan Muslimah Muda Masa Kini

8 Juli 2018   14:30 Diperbarui: 8 Juli 2018   14:34 2040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya mereka ditanamkan pula hal-hal yang diperintahkan agama untuk dilakukan (wajib), hal-hal yang dilarang (haram) ataupun yang berbentuk pilihan (mubah), yaitu yang bermanfaat dilakukan dan menghindari yang tidak bermanfaat. 

Walhasil di saat mencapai usia baligh seperti remaja saat ini mereka telah memiliki prinsip dan sikap hidup yang kuat. Mereka tahu pasti apa yang seharusnya mereka lakukan dan akan mereka capai di masa yang akan datang.  

Bahkan mereka tahu apa konsekwensi dari setiap perbuatan yang dilakukannya baik di dunia maupun di akhirat. Inilah yang akan menjadi imunitas terkuat yang dimiliki remaja ketika dihadapkan pada nilai-nilai tertentu di era globalisasi ini. Secara otomatis akan terjadi filterisasi nilai baik ataupun buruk dengan standar agama. Dengan demikian remaja akan memiliki identitas diri yang  jelas dan tidak terjebak dalam perilaku alay seperti remaja pegiat Tik Tok saat ini.

Peran lingkungan juga tak kalah penting. Dalam pembentukan seorang remaja menjadi insan mulia yang memiliki identitas dan hakikat diri, tak cukup sekedar peran keluarga. Sangat diperlukan juga lingkungan yang mendukung. 

Sulit mendidik mereka taat agama saat lingkungan justru menampilkan sebaliknya. Maka lingkungan pendidikan (sekolah) dan lingkungan masyarakat sangat penting dan strategis.

Adapun sekolah, perannya adalah memberlakukan kurikulum pendidikan yang mampu menghasilkan anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa. Sehingga setiap materi yang diberikan di sekolah selayaknya mencakup peningkatan kemampuan anak didik dalam setiap aspek kecerdasan, yaitu aspek spiritual, sekaligus intelektual maupun emosional. 

Ketika guru di sekolah hanya menekankan aspek intelektual, sekedar mendorong siswa untuk mengejar nilai tinggi, akhirnya banyak siswa yang terabaikan spiritual dan emosionalnya lalu beralih mencari kesenangan di dunia maya maupun di dunia nyata.

Sementara peran masyarakat juga tak kalah pentingnya, sebab kondisi lingkungan di sekitar remaja akan turut memberikan warna bagi perkembangan kepribadiannya. Sekalipun kita  menyadari bahwa di mana pun saat ini hampir tak ada tempat yang steril dari teladan-teladan negatif. 

Buktinya banyak sekali tempat-tempat umum yang mempertontonkan berbagai aksi pelanggaran terhadap ajaran agama. Sudah selayaknya kita membangun masyarakat yang memiliki kontrol sosial, yang tidak cuek bebek bahkan mendukung kemaksiatan.

Peran yang sama sekali tak bisa diabaikan adalah peran penguasa. Karena bagaimana pun kerja keras orang tua, para guru di sekolah, dan juga masyarakat untuk menghindarkan remaja dari pengaruh buruk globalisasi, semuanya akan bagai pasir yang disapu ombak, tak bisa bertahan melawan gempuran sistem rusak dan merusak yang diterapkan penguasa. Maka sistem kapitalis-sekuler yang terbukti memproduksi kerusakan remaja sebagaimana yang terjadi pada para fans Bowo, sudah selayaknya dicampakkan.

Wallahu a'lamu bi ashowab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun