Di setiap sudut Tegal kini dapat dijumpai coffeeshop atau kafe yang berbeda-beda. Tidak mau ketinggalan dengan kota-kota besar di Indonesia, Tegal juga mengikuti tren usaha kedai kopi kekinian atau yang dikenal sebagai coffeshop oleh anak muda.
Kemunculan kafe kekinian terus menjamur di Tegal, baik di Kota maupun kabupaten Tegal. Setidaknya terdapat lebih dari 25 kedai kopi kekinian yang dapat kita temukan di wilayah Tegal.
Tren seringkali menjadi inspirasi oleh pelaku usaha dalam membangun bisnisnya. Namun, mereka akan tetap memperhatikan seberapa besar permintaan pasar. Dengan terus meningkatnya kehadiran kafe di Tegal, maka hal ini dapat menjadi indikator bahwa di Tegal mempunyai permintaan yang tinggi.
Berdasarkan data riset dari insight.toffin.id yang mencakup kedai-kedai modern, jumlah kedai kopi di Indonesia pada Agustus 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan pada 2016 yang hanya sekitar 1.000. Sedangkan pada tahun 2023, Asosiasi Pengusaha Kopi dan Cokelat Indonesia (APKCI) memperkirakan jumlah kedai kopi di Indonesia akan mencapai 10 ribu toko dengan pendapatan dari bisnis coffee shop diperkirakan akan mencapai Rp80 triliun.
Kepala Disperintransnaker Kabupaten Tegal Riesky Trisbiantoro juga menyoroti adanya potensi yang sangat menjanjikan pada usaha kopi, sehingga Kabupaten Tegal juga tidak boleh kalah saing saing.
“Usaha kopi di Tanah Air masih sangat menjanjikan. Oleh karena itu diperlukan upaya strategis supaya industri kopi Kabupaten Tegal lebih berdaya saing,''kata Riesky.
Kabupaten Tegal sendiri memiliki daerah sentra penghasil kopi berkualitas yang terletak di kaki gunung slamet yaitu di Kecamatan Bumijawa, seperti Desa Sigedong, Batumirah, Cintamani, Guci, dan Gunung Agung.
Hadirnya kafe sekelas Starsbuck di Tegal juga menandakan adanya prospek yang besar di wilayah Tegal. Seperti yang sudah diketahui, Starsbuck merupakan brand besar yang sudah tersebar secara global. Kebiasaan nongkrong bagi anak muda jaman sekarang menjadi salah satu faktor terus meningkatnya jumlah kafe. Kopi menjadi titik temu untuk anak-anak muda dalam menghabiskan waktu bersama.
Kafe yang hadir beragam, mulai dari kafe dengan harga minuman dan makanan rendah, menengah hingga tinggi. Kafe dengan kelas rendah biasanya memiliki rentang harga pada 5-15 ribu. Kafe kelas menengah memiliki rentang harga di 15-30 ribu, sedangkan kafe di kelas yang lebih tinggi memiliki rentang harga 30 ribu ke atas.
Fenomena anak muda saat ini ramai yang memilih tempat nongkrong di tempat-tempat keren dan hits, atau yang sering disebut tempat yang estetik oleh anak muda. Banyaknya konten tentang kopi di media sosial membuat anak muda yang banyak aktif di media sosial ter-influence terhadap tren untuk nongkrong di Kafe estetik.
Kafe kelas menengah dipandang sesuai dengan preferensi anak muda, dimana pada kelas ini menawarkan tempat yang estetik tetapi harganya lebih terjangkau dibandingkan kafe di kelas yang lebih tinggi. Anak muda cenderung tidak memiliki kekuatan ekonomi yang tinggi, menjadikan alternatif yang paling sesuai untuk anak muda.
Namun, dengan menjamurnya kafe-kafe kekinian di Tegal dengan kelas menengah, Hal ini mencerminkan peningkatan gaya hidup masyarakat khusunya pada kalangan muda.
Bupati Tegal Umi Azizah dalam Slawi Ageng Expo 2023 menyampaikan, bahwa ngopi saat ini sudah menjadi gaya hidup. Kopi tidak hanya dilihat sebagai minuman, tetapi juga mencerminkan gaya hidup dan bagian dari tren kekinian
''Karena mengkonsumsi kopi juga sudah jadi gaya hidup kita. Begitu tamu masuk ke rumah, ditawari kopi atau teh? Iya kan. Di rumah kita selalu ada kopi. Sekarang di tangan-tangan anak muda kopinya berbeda dengan kopinya panjenengan. Ini sedang trend, menjadi bagian dari lifestyle atau gaya hidup kekinian terutama generasi sekarang,”lanjut Umi.
Peningkatan gaya hidup tentu bagus untuk perputaran ekonomi. Kehadiran kafe-kafe ini berdampak positif pada daya tarik pariwisata lokal. Dengan banyaknya pilihan destinasi, maka hal ini dapat menjadi pertimbangan yang besar untuk calon wisatawan.
Meski demikian, anak muda cenderung tidak memiliki kekuatan ekonomi yang tinggi. Penerapan gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi dapat menimbulkan dampak negatif. Gengsi yang timbul diantara kalangan anak muda dapat menimbulkan tekanan sosial, dimana seseorang merasa perlu untuk ikut serta terhadap tren demi menjaga citra dan pengakuan oleh lingkungannya.
Tegal memiliki UMK sebesar Rp2.145.012 untuk Kota Tegal dan 2.106.238 untuk Kab. Tegal pada tahun 2023. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendapatan tersebut bisa dikatakan cukup. tetapi, jika dibarengi dengan gaya hidup seperti nongkrong di kafe kelas menengah, pendapatan tersebut tentu tidak mencukupi. Gaya hidup yang cukup tinggi ini kurang sesuai dengan ekonomi masyarakat Tegal. Fenomena ini menimbulkan ketidakseimbangan antara kondisi ekoonomi dan gaya hidup.
Masayarakat Tegal, khususnya anak muda perlu lebih bijak dalam menentukan gaya hidup. Dalam mengikuti suatu tren perlu memperhatikan kemampuan ekonomi yang dimilikinya. Kesadaran untuk menentukan prioritas dalam pemanfaatan keuangan menjadi kunci untuk menjadikan gaya hidup yang seimbang dengan kemampuan ekonomi setiap orang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI