Mohon tunggu...
Ezzra Yelsita
Ezzra Yelsita Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Bismillah jadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sasmitaloka Jenderal A.H Nasution: Rumah Sunyi yang Menyimpan Gaung Peristiwa Besar Bangsa

16 Juli 2025   22:50 Diperbarui: 17 Juli 2025   00:18 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Jendral Besar Dr. A.H Nasution di lobby Museum.

Jakarta, 16 Juli 2025– Di jantung Kota Jakarta, tepatnya di Kecamatan Menteng, berdiri sebuah rumah tua yang menyimpan kenangan kelam sekaligus heroik dalam sejarah bangsa. Museum Sasmitaloka Jenderal Dr. A.H Nasution, yang dulunya merupakan kediaman sang jenderal, kini menjadi saksi bisu peristiwa G30S/PKI yang mengguncang Indonesia. Keheningan rumah ini justru menyuarakan gaung perjuangan dan tragedi yang tak terlupakan.

Setiap sudut ruangan di museum seolah berbicara, membangkitkan kembali ingatan akan salah satu peristiwa kelam dalam sejarah bangsa. Keberadaan patung-patung di dalamnya menambah kesan nyata, seakan membawa pengunjung menyaksikan secara langsung detik-detik upaya penculikan dan pembunuhan terhadap Jenderal A.H. Nasution oleh pasukan Tjakrabirawa dalam peristiwa G30S/PKI. Meski gagal menculik sang jenderal, peristiwa tragis itu merenggut nyawa putri keduanya, Ade Irma Suryani Nasution, serta ajudannya, Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean.

Foto patung ilustrasi Pasukan Tjakrabirawa yang mengendap masuk ke kamar Jenderal Dr. A.H Nasution.
Foto patung ilustrasi Pasukan Tjakrabirawa yang mengendap masuk ke kamar Jenderal Dr. A.H Nasution.

Foto barang-barang peninggalan Ade Irma Suryani Nasution.
Foto barang-barang peninggalan Ade Irma Suryani Nasution.

Mahardhika, selaku pengunjung, mengaku sangat tersentuh saat menyusuri setiap sudut rumah tersebut. 

“Tempat ini terasa begitu hening, tetapi penuh cerita. Setiap ruangan menyimpan memori kelam dan jejak perjuangan besar. Saya bisa membayangkan betapa tegang dan tragisnya malam saat peristiwa G30S terjadi. Perasaannya campur aduk—antara haru, duka, dan rasa hormat yang mendalam,” ujarnya.

Museum ini memang masih mempertahankan suasana otentik rumah dinas Jenderal Nasution. Bapak Sunardi, selaku pengelola Museum Sasmitaloka, menegaskan bahwa merawat bangunan tua yang dibangun sejak 1923 bukan perkara mudah.

“Tantangannya sangat besar karena bangunan ini didirikan pada masa kolonial Belanda dan usianya sudah sangat tua. Perawatannya harus dilakukan dengan sangat teliti,” ujar Sunardi, selaku pengelola Museum Sasmitaloka Jendral Dr. A.H Nasution. Ia menambahkan, jika ada bagian yang perlu diperbaiki, bahan bangunan yang digunakan harus disesuaikan dengan kualitas aslinya agar keaslian tetap terjaga.

Salah satu ruang yang paling menarik perhatian pengunjung adalah kamar tidur Jenderal Nasution. Di ruangan inilah terjadi upaya pembunuhan oleh pasukan Tjkrabirawa yang menewaskan putri beliau, Ade Irma Suryani.
“Selain itu, ada juga dinding monumental tempat Pak Nas menyelamatkan diri. Saat hendak melompat ke Kedutaan Besar, beliau ditembak, tetapi tidak terkena. Akhirnya beliau terjatuh, dan kaki beliau membentur pot bunga dari besi di balik dinding hingga kakinya retak,” jelas Sunardi.

Foto suasana kamar Jenderal Dr. A.H Nasution pada malam kejadian.
Foto suasana kamar Jenderal Dr. A.H Nasution pada malam kejadian.

Foto dinding asli yang dipanjat Jenderal Dr.A.H Nasution pada malam kejadian.
Foto dinding asli yang dipanjat Jenderal Dr.A.H Nasution pada malam kejadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun