Mohon tunggu...
Eza PratamaAbadi
Eza PratamaAbadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Hobi bermain Futsal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sepenggal Mitos Pengislaman Pangeran Lodaya

6 September 2022   20:26 Diperbarui: 15 November 2022   20:29 26228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada suatu hari pasukan Lodaya Menyerang pasukan Laut Merah yang ada di Ujung Kulon , pada peperangan tersebut pasukan Lodaya kalah oleh Laut Merah, Melihat keadaan tersebut Sanghyang Asta dewa, Sanghyang Antari Kusuma, Dewi Maheswari (Nyi Roro Kidul) Dan Jaya Wisesa berkumpul di Gunung Patuha  untuk membantu Pangeran Lodaya, akan tetapi waktu itu Lodaya berkata " Ingin berhadapan satu lawan satu"

Dan lawan Lodaya saat itu adalah Hasyim Bahadur, Lodaya melarang asta dewa, Antari Kusuma, Dewi mahswari dan jaya wisesa untuk membantunya dan mereka hanya boleh menjadi saksi pertarungan antara Lodaya dengan Hasyim Bahadur.

Perang tanding pun terlaksana, Lodaya tidak bisa menembus Ilmu Hasyim Bahadur, Lodaya mengeluarkan pusaka-pusaka andalannya akan tetapi tidak ada yang bisa melukai Hasyim Bahadur.

Lalu haysim Bahadur mengambil salah satu kayu Stigi yang ada di hutan ujung Kulon,  Hasyim Bahadur memegang kayu itu sambil  membacakan ayat suci  AL-Quran, Ia membaca ayat AL-Quran dengan merdu yang menjadikan dirinya bersinar cahayanya  terang yang membuat silau mata, Lalu Hasyim Bahadur memukul badan Lodaya dengan kayu tersebut sebanyak 7  kali yang membuat Lodaya ambruk lalu di bawa oleh Jaya Wisesa ke Gunung Patuha untuk menyembuhkan lukanya. Pangeran di rawat oleh Jaya Wisesa dan 7 Bhatari agar bisa pulih kembali lukanya, setelah  sembuh dari lukanya sikap Lodaya pun berubah ia sudah tidak lagi keras seperti dulu.

Singkat cerita Jaya Wisesa curiga dengan perubahan sikap Lodaya dan mengirim salah satu pasukannya untuk memata-matai Lodaya , ternyata Lodaya diam-diam datang ke Ujung Kulon menemui Hasyim Bahadur, mengetahui hal itu Jaya Wisesa, Asta Dewa dan Antari Kusuma Marah kepada Lodaya.

Setelah sering ke Ujung Kulon Lodaya pun masuk Islam dengan bimbingan Hasyim Bahadur.

Mengetahui Lodaya masuk Islam para Sanghyang di pulau Jawa marah besar, singkat cerita Asta Dewa mengutus Sanghyang Braja Dharma (Penguasa Gunung Galunggung) agar mengobrak abrik Lodaya di Gunung Patuha agar Lodaya pergi dari Gunung tersebut.

Dan terjadi lah pertempuran antara Braja Dharma dan Lodaya di Gunung Patuha, di lembah Patuha dulu ada sumur kecil mengeluarkan lumpur yang beterbangan bersamaan pertempuran Lodaya dan Braja Dharma dan Gunung Patuha pun meletus merusak kiri kanan Rakyat Jaya Wisesa banyak yang mati. Walaupun gunung Patuha sudah meletus Lodaya tetap di Patuha dan di datangi lagi oleh Braja Dharma agar Lodaya pergi dari Patuha agar tidak ada pengaruh islam di gunung Patuha, Lodaya kesal dan ingin marah karena sudah masuk islam Lodaya hanya bisa menahan amarahnya lalu Lodaya pergi ke salah satu tebing di gunung patuha dan menulis asma Allah di tebing tersebut menggunakan cakar nya. Setelah itu Lodaya dan pasukannya pergi dari Gunung Patuha dan pergi ke Hutan Sancang untuk mengalahkan pasukan Buto Ijo dan menempati Hutan Sancang dan ia pun menguasai Hutan Sancang

Sekali lagi saya ingatkan cerita di atas jangan jadikan sandaran kebenaran dan anggap saja sebagai penambah wawasan.

Sumber :  Chanel Youtube Hakim Bawazier

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun