Mohon tunggu...
Eko Raharjo
Eko Raharjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang sedang Belajar Menulis

Fast Learner, Researcher, Risk Examiner, Lecturer, Copywriter

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Akankah Nasib Industri Perbankan Seperti Nokia?

26 Januari 2018   15:29 Diperbarui: 26 Januari 2018   15:39 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marketplace Lending (source bumninc)

Pasar Saham atau bursa saat dengan bantuan aplikasi sudah menawarkan gain atau keuntungan investasi harian melalui saham atau sejenisnya. Sekali lagi kita hanya memerlukan aplikasi yang mencatat portopolio Keuangan kita. Jika memilih bank untuk tujuan investasi maka bukan suatu pilihan yang tepat lagi saat ini

Peminjaman Uang, bank bisa meminjamkan uang karena berkumpulnya orang melakukan kegiatan menabung secara umum. Lalu kumpulan uang tersebut dipinjamkan kepada yang memerlukan dengan tingkat bunga yang mungkin lebih tinggi daripada kita yang menabungnya.

Marketplace Lending (source bumninc)
Marketplace Lending (source bumninc)
Saat ini sudah cukup banyak aktivitas pinjam meminjam uang dengan basis peer to peer lending. Dimana bentuknya seperti bank, sekumpulan orang yang memang tujuan nya meminjamkan uang berkumpul lalu diakomodasi oleh aplikasi khusus untuk meminjamkan uang kepada yang membutuhkan.

Flexibilitas dan kemudahan.

Lihat saja berapa lama proses yang dibutuhkan untuk menabung ke bank, proses meminjam uang di bank, proses untuk meminta keringanan pembayaran cicilan di bank. Proses menabung di bank harus datang ke bank menyerahkan syarat dan sebagainya. Proses meminjam uang di bank lebih rumit lagi, harus memiliki identitas yang jelas, bukti kemampuan membayar dan sebagainya. Proses meminta restrukturisasi pembayaran cicilan karena alasan tertentu, hal ini hampir pasti lebih rumit lagi.

Evaluasi kejujuran atas proses Bisnis sebenarnya bisa dilakukan oleh industri perbankan sendiri, bahkan dari para pegawai bank sendiri yang semakin ekslusif serta tersentrasilasi oleh bentuk struktur Organisasi. Proses Bisnis yang sebenarnya bisa di "outsource". Proses Bisnis yang harusnya mudah namun dengan alasan "prudent" menjadi lebih panjang memutuskan. Hirarkie jabatan yang sebenarnya tidak diperlukan bagi konsumen. Konsumen hanya ingin kecepatan, kemudahan dan kesederhanaan.

Digitalisasi Bank ( source : viss)
Digitalisasi Bank ( source : viss)
Semantara demand atau permintaan humanis manusia memerlukan flexibiltas dan kemudahan dalam bertansaksi. Sebut saja hirarkie di perbankan yang cukup rigit, semua konsep keamanan dan prediksi diterapkan oleh perbankan (Good Governance ; Prinsip mengenal Nasabah dan semacamnya). Sebenarnya membuat Bank saat ini menjadi menara gading yang semakin jauh untuk menjawab keinginan humanis manusia.

Sekali lagi, ide perbankan pada pada awal nya cukup sederhana dan simple, namun saat ini menjadi semakin rumit karena harus berusaha untuk semakin sempurna dan aman dengan metode dan sistem baru ala industrialisasi. Sekarang saat nya semua proses Bisnis di pecah dan disusun kembali untuk lebih sederhana dan cara baru dengan kecanggihan yang lebih manusiawi.

Reff :

https://www2.deloitte.com/global/en/pages/financial-services/articles/banking-disrupted.html

https://www.weforum.org/press/2017/08/big-tech-not-fintech-causing-greatest-disruption-to-banking-and-insurance/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun